Sumber: Anadolu Agency | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - ISTANBUL. Kremlin menyampaikan pada Senin bahwa Rusia menginginkan pertemuan antara Presiden Vladimir Putin dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump “lebih cepat daripada nanti.”
Dalam konferensi pers, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menegaskan bahwa pertemuan tersebut hanya dapat terlaksana setelah melalui persiapan menyeluruh, dan Rusia berharap pertemuan puncak dapat dilakukan begitu kondisinya memungkinkan.
Namun, Peskov mengakui sulit untuk memprediksi kapan kondisi tersebut dapat terpenuhi. “Meskipun tentu saja kami berharap semua syarat itu dapat dipenuhi sesegera mungkin,” ujarnya.
Baca Juga: Putin: Rusia Akan Ambil Langkah Balasan Jika AS Lanjutkan Uji Coba Nuklir
Pembicaraan Damai Rusia–Ukraina Masih Mandek
Upaya mediasi Trump belum mampu menghidupkan kembali pembicaraan damai antara Moskow dan Kyiv untuk mengakhiri perang yang telah berlangsung lebih dari tiga setengah tahun. Kedua pihak saling menyalahkan atas stagnasi negosiasi.
Putin dan Trump terakhir kali bertemu pada Agustus lalu di Alaska, sementara KTT Budapest yang sebelumnya direncanakan bulan lalu dibatalkan. Trump menyebut ia tidak ingin menghadiri “pertemuan yang sia-sia.”
Pembahasan Pertukaran Tahanan
Peskov juga menyinggung soal pertukaran tahanan antara Rusia dan Ukraina. Ia menyebut kelompok ahli dari kedua negara masih melakukan komunikasi terkait mekanisme pertukaran tersebut.
“Ada kontak di tingkat ahli mengenai pertukaran tahanan. Diskusi sedang berlangsung, tetapi saya tidak akan memberikan rincian saat ini,” ujarnya.
Baca Juga: Hubungan Ekonomi China–Rusia Tetap Solid Meski Dihantam Tekanan AS dan Sanksi Barat
Pada Sabtu lalu, Sekretaris Dewan Pertahanan dan Keamanan Nasional Ukraina, Rustem Umerov, menulis di media sosial Facebook bahwa ia melakukan konsultasi di Türkiye dan Uni Emirat Arab, difasilitasi oleh mitra internasional untuk melanjutkan proses pertukaran tahanan antara kedua negara.
Ia menyebut bahwa hasil negosiasi tersebut menghasilkan kesepakatan untuk mengaktifkan kembali pengaturan Istanbul, yang mencakup rencana pembebasan 1.200 warga Ukraina. Konsultasi teknis akan dilakukan dalam waktu dekat untuk menyelesaikan detail prosedural dan organisasi.
Rusia dan Ukraina sebelumnya mengadakan tiga putaran pembicaraan damai di Istanbul pada 16 Mei, 2 Juni, dan 23 Juli, yang menghasilkan pertukaran tahanan besar-besaran serta draf memorandum mengenai posisi masing-masing pihak untuk potensi perjanjian damai jangka panjang.
Konflik Rusia–Ukraina dimulai pada Februari 2022 dan terus berlangsung hingga kini.













