kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.924.000   -16.000   -0,82%
  • USD/IDR 16.323   1,00   0,01%
  • IDX 7.083   38,25   0,54%
  • KOMPAS100 1.030   8,00   0,78%
  • LQ45 798   3,48   0,44%
  • ISSI 227   2,92   1,30%
  • IDX30 417   1,47   0,35%
  • IDXHIDIV20 492   0,11   0,02%
  • IDX80 116   0,87   0,76%
  • IDXV30 120   1,30   1,10%
  • IDXQ30 135   -0,25   -0,18%

Putaran Baru Perundingan Damai Rusia–Ukraina Digelar di Istanbul


Senin, 02 Juni 2025 / 18:42 WIB
Putaran Baru Perundingan Damai Rusia–Ukraina Digelar di Istanbul
ILUSTRASI. Pejabat Rusia dan Ukraina dijadwalkan kembali duduk bersama pada Senin di Istanbul untuk putaran kedua perundingan damai. Oleg Petrasiuk/Press Service of the 24th King Danylo Separate Mechanized Brigade of the Ukrainian Armed Forces/Handout via REUTERS


Sumber: Reuters | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - ISTANBUL. Pejabat Rusia dan Ukraina dijadwalkan kembali duduk bersama pada Senin di Istanbul untuk putaran kedua perundingan damai langsung sejak invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina pada 2022.

Namun, prospek tercapainya kesepakatan tampak suram, terutama setelah Kyiv menyerang sejumlah pembom jarak jauh Rusia yang mampu membawa senjata nuklir hanya sehari sebelumnya.

Fokus pada Gencatan Senjata dan Jalur Damai Jangka Panjang

Agenda utama dalam perundingan ini adalah membahas rancangan gencatan senjata penuh dan peta jalan menuju perdamaian jangka panjang. Meski demikian, kedua belah pihak masih terjebak dalam perbedaan sikap yang tajam.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump, yang turut menekan agar negosiasi menghasilkan kesepakatan, bahkan mengancam akan menarik dukungan AS dari proses ini bila tidak ada kemajuan berarti.

Baca Juga: Serangan Drone Ukraina Guncang Pangkalan Udara Rusia, Kerugian Ratusan Triliun

Delegasi Rusia dipimpin oleh Vladimir Medinsky, yang mengonfirmasi bahwa Moskow telah menerima memorandum damai dari pihak Ukraina. Sementara itu, Ukraina diwakili oleh Menteri Pertahanan Rustem Umerov.

Hasil Perundingan Sebelumnya: Tukar 1.000 Tahanan

Putaran sebelumnya pada 16 Mei lalu di Istanbul berhasil menghasilkan pertukaran tahanan terbesar selama perang, dengan masing-masing pihak membebaskan 1.000 tahanan. Namun, pertemuan itu tidak menghasilkan kemajuan menuju gencatan senjata maupun perdamaian yang konkret. Kedua pihak hanya menyampaikan posisi awal mereka.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy, dalam kunjungannya ke Lithuania, mengatakan bahwa prioritas utama Kyiv dalam pembicaraan kali ini adalah isu kemanusiaan seperti pertukaran tahanan dan pembahasan awal gencatan senjata.

Ukraina juga mengindikasikan bahwa pertemuan langsung antara Zelenskiy dan Presiden Rusia Vladimir Putin bisa dilakukan "saat waktunya tepat".

Sumber Ukraina kepada Reuters menyatakan bahwa Kyiv siap mengambil langkah nyata menuju perdamaian jika Moskow menunjukkan fleksibilitas dan kesediaan untuk maju, bukan sekadar mengulangi ultimatum lama.

Ukraina juga melakukan koordinasi sebelumnya dengan pejabat dari Jerman, Italia, dan Inggris untuk menyatukan posisi menjelang pertemuan ini.

Baca Juga: Rusia dan Ukraina Tingkatkan Serangan Menjelang Perundingan Damai

Ketegangan Meningkat di Rusia

Di pihak Rusia, suasana menjelang pembicaraan digambarkan “suram”. Sejumlah blogger perang pro-Rusia menyerukan aksi balasan besar-besaran setelah Ukraina melakukan serangan udara paling ambisius sejauh ini, menargetkan pembom strategis Rusia di Siberia dan lokasi lainnya.

Militer Ukraina menyebut bahwa Rusia meluncurkan 472 drone dalam satu malam, jumlah tertinggi sejak perang dimulai.

Utusan Presiden Trump, Keith Kellogg, mengatakan bahwa Amerika Serikat akan terlibat dalam pembicaraan ini, bersama dengan perwakilan dari Inggris, Prancis, dan Jerman. Namun, belum jelas sejauh mana tingkat keterlibatan langsung AS dalam negosiasi tersebut.

Menteri Luar Negeri Turki, Hakan Fidan, dijadwalkan memimpin sesi pembukaan perundingan pada pukul 10.00 GMT.

Posisi Awal yang Masih Jauh Berbeda

Proposal awal yang diajukan Rusia tahun lalu mensyaratkan bahwa Ukraina meninggalkan ambisinya bergabung dengan NATO, serta menarik seluruh pasukan dari empat wilayah Ukraina yang saat ini sebagian besar dikendalikan Moskow.

Baca Juga: Serangan Besar-besaran Drone Ukraina Hancurkan 41 Pesawat Tempur Rusia

Sebaliknya, menurut dokumen peta jalan yang akan dibawa delegasi Ukraina ke Istanbul (salinan dilihat oleh Reuters), Kyiv menuntut:

  • Tidak ada pembatasan kekuatan militer Ukraina pasca-kesepakatan damai.

  • Tidak ada pengakuan internasional terhadap kedaulatan Rusia atas wilayah Ukraina yang dicaplok.

  • Pembayaran reparasi dari Rusia atas kerusakan perang.

  • Garis depan saat ini sebagai titik awal negosiasi wilayah.

Hingga saat ini, Rusia menguasai hampir 20% wilayah Ukraina, sekitar 113.100 km²—luas yang setara dengan negara bagian Ohio di AS. Invasi skala penuh oleh Rusia dimulai pada Februari 2022, menyusul konflik selama delapan tahun di Donbas antara pasukan Ukraina dan separatis pro-Rusia.

Menurut data dari pemerintah AS, konflik ini telah menewaskan dan melukai lebih dari 1,2 juta orang sejak 2022.

Selanjutnya: Surplus Menyusut, Neraca Perdagangan Indonesia Berpotensi Berbalik Defisit

Menarik Dibaca: Hujan di Tangerang, Simak Prakiraan Cuaca Besok (3/6) di Banten




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×