Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Saat gembok lockdown di Kota Wuhan terbuka pada Rabu (8/4), Kota Suifenhe justru mengumumkan pembatasan pergerakan warga yang mirip dengan yang telah Ibu Kota Provinsi Hubei itu alami.
Media pemerintah China, CCTV melaporkan, warga Suifenhe harus tinggal di rumah mereka dan hanya satu orang per keluarga yang bisa pergi setiap tiga hari sekali untuk membeli kebutuhan, dan harus kembali di hari yang sama.
"Sementara seluruh negara merayakan pembukaan Wuhan, hanya sedikit yang memperhatikan bahwa (Provinsi) Heilongjiang berada di bawah tekanan besar untuk menangani infeksi yang datang dari perbatasan," tulis seorang pengguna Weibo.
Baca Juga: Kritik Xi Jinping soal penanganan corona, miliarder China ditahan aparat
"Suifenhe adalah kota kecil (di Provinsi Heilongjiang) tanpa rumahsakit tingkat tinggi, bagaimana bisa menangani gelombang besar pasien?" imbuh pengguna microblogging China mirip Twitter itu seperti dikutip Reuters.
Kasus impor baru virus corona di Heilongjiang, paling Utara China, melonjak ke angka harian tertinggi dengan 25 kasus pada Selasa (7/4). Pendorongnya adalah gelombang wisatawan yang terinfeksi yang melintasi perbatasan dari Rusia.
Kasus virus corona baru China meningkat dua kali lipat pada Selasa. Mengutip Reuters, Komisi Kesehatan Nasional mengatakan, kasus baru naik menjadi 62 dari 32 kasus di hari sebelumnya. Infeksi impor menyumbang 59 kasus.
Baca Juga: Wuhan kembali dibuka setelah 76 hari lockdown, begini kilas baliknya...
Untuk membendung infeksi dari luar perbatasannya, China telah memangkas jumlah penerbangan internasional dan menolak masuk ke hampir semua orang asing. Juga, mulai melakukan tes virus untuk semua kedatangan dari luar negeri.
Hingga Selasa (7/4), Komisi Kesehatan Nasional Tiongkok menyebutkan, jumlah total kasus virus corona yang terkonfirmasi di negeri tembok raksasa mencapai 81.802, dengan angka kematian sebanyak 3.333 orang.