kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Saat protes rasisme, AS punya orang Afrika-Amerika pertama jadi kepala Angkatan Udara


Rabu, 10 Juni 2020 / 23:50 WIB
Saat protes rasisme, AS punya orang Afrika-Amerika pertama jadi kepala Angkatan Udara


Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Jenderal Charles Q. Brown akan menjadi orang kulit hitam pertama yang memimpin Angkatan Udara Amerika Serikat (AS), setelah parlemen pada Selasa (9/6) memilihnya.

Brown, yang saat ini komandan Angkatan Udara AS Pasifik (PACAF), memperoleh suara bulat 98-0 dari parlemen yang mengantarkannya jadi Kepala Staf Angkatan Udara AS yang ke-22. Dia akan menggantikan Jenderal Dave Goldfein.

Presiden Donald Trump mengatakan, keputusannya menunjuk Brown sebagai Kepala Staf Angkatan Udara AS Afrika-Amerika pertama sudah mendapatkan persetujuan dari Senat. 

Baca Juga: Terbang dekat perbatasan, jet tempur AS cegat dan kawal 4 pembom Rusia

"Hari bersejarah bagi Amerika! Bersemangat untuk bekerja lebih dekat dengan Jenderal Brown, yang adalah Patriot dan Pemimpin Besar!" kicau Trump di akun Twitter seperti dikutip Defence News.

Yang menarik, penunjukan Brown juga saat AS dalam situasi kerusuhan dan kekerasan sipil setelah kematian George Floyd, pria kulit hitam yang meninggal saat dalam tahanan oleh seorang perwira polisi kulit putih di Minneapolis, Minnesota. 

Pada 5 Juni, PACAF mengunggah sebuah video di mana Brown berbicara tentang kematian Floyd dan pengalamannya sendiri sebagai seorang Afrika-Amerika yang bertugas di Angkatan Udara AS.

Baca Juga: NATO: Ini bukan tentang Laut China Selatan, tapi China makin dekat dengan Barat

"Saya berpikir tentang bagaimana pencalonan saya memberikan beberapa harapan tetapi juga datang dengan beban berat," ujar Brown dalam video seperti dilansir Defence News.

"Saya tidak bisa memperbaiki rasisme selama berabad-abad di negara kami, saya juga tidak bisa memperbaiki diskriminasi selama beberapa dekade yang mungkin berdampak pada anggota Angkatan Udara kami," sebutnya..

Nama Brown sangat populer di Angkatan Udara AS. Kepemimpinannya dia habiskan untuk mengomandoi pasukan di Eropa, Timur Tengah, dan kawasan Asia-Pasifik.

Sebelum ditunjuk sebagai komandan PACAF pada 2018, Brown adalah wakil komandan Pusat Komando AS selama dua tahun. 

Baca Juga: Mengenal USS Gerald R Ford, kapal induk terbaru AS seharga Rp 188 triliun

Dari 2015-2016, ia menjabat sebagai komandan Komponen Gabungan Angkatan Pusat Komando AS, yang bertugas mengawasi operasi udara melawan kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah serta kelompok teroris di Afghanistan. 

Sebelum itu, dia adalah direktur Operasi, Pencegahan Strategis, dan Integrasi Nuklir untuk Angkatan Udara AS di Angkatan Udara Eropa-Afrika di Pangkalan Udara Ramstein, Jerman.

Hanya, Brown akan memimpin Angkatan Udara AS saat pandemi virus corona baru. "Ketika krisis Covid-19 berlangsung, saya melihat tantangan yang muncul di mana aspirasi strategis dan sumber daya kami tersedia mungkin berada di jalur yang berbeda, mendorong pilihan sulit masa depan," katanya seperti dikutip Defence News.

Baca Juga: Kualifikasi operator selesai, Theodore Roosevelt siap perkuat armada pasifik AS

“Ketika kami meninjau tujuan dan prioritas strategis pada periode pasca Covid-19, dan melanjutkan perjalanan kami mulai membangun Angkatan Udara yang kami butuhkan untuk menyelaraskan dengan Strategi Pertahanan Nasional, kami memiliki banyak kendala dan pengekangan yang bisa menghambat kemampuan kami untuk mencapai tujuan," ujar dia.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×