Reporter: Maria Gelvina Maysha | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - SAN FRANCISCO. Saham perusahaan penyedia layanan pembayaran, Block Inc. anjlok sekitar 15% setelah laporan Hindunberg Research menuduhnya menampilkan data statistik yang menyesatkan tentang jumlah pengguna di aplikasi Cash.
Tak hanya itu, Hindunberg juga menuduh Block melayani aktivitas kriminal seperti prostitusi lewat aplikasi tersebut.
Hal itu lantas membuat miliarder Jack Dorsey berada di bawah pengawasan setelah perusahaan yang dipimpinnya dituduh menggelembungkan jumlah pengguna dan melayani para kriminal lewat platform Cash App besutannya.
Dalam penelitiannya, Hindenburg mengklaim jika mereka dapat dengan mudah membuat akun palsu di Cash App. Misalnya saja dapat membuat akun beratas nama Donald Trump dan Elon Musk.
Baca Juga: IMF Peringatkan Risiko Stabilitas Keuangan Meningkat dan Perlu Diwaspadai
Dari situ Hindunberg menduga bahwa Cash App digunakan untuk memfasilitasi jutaan pembayaran bantuan palsu di kala pandemi dari pemerintah.
Hindunberg juga menyebut bahwa ada mantan karyawan yang membocorkan bagaimana Cash App telah menciptakan kepanikan internal. Ia bilang Block mengabaikan permintaan tolong dari user karena adanya aktivitas kriminal dan penipuan yang merajalela di platformnya.
“Tampaknya ini jadi upaya untuk menumbuhkan basis pengguna Cash App dengan mengabaikan aturan Anti Pencucian Uang,” ujar Hindunberg dilansir dari BBC, Minggu (26/3).
Adapun pihak Block mengatakan bahwa saat ini sedang menjajaki tindakan hukum terhadap Hindenburg atas laporan yang menurut mereka tidak akurat dan menyesatkan.
“Kami adalah perusahaan publik yang diregulasi secara ketat, dan yakin dengan produk, pelaporan, program kepatuhan, serta kontrol kami. Kami tidak akan terganggu oleh taktik Hindunberg yang basi,” ujar perwakilan Block.
Sebelumnya, nilai saham Block memang sudah dilanda kekhawatiran karena perlambatan aktivitas ekonomi dan belanja konsumen. Ditambah lagi Cash App juga memiliki kaitan dengan kripto yang sekarang ini turun nilainya.
Sebagai informasi, awalnya Block dikenal dengan nama Square. Mereka memproduksi credit card reader yang populer di kalangan penjual di pasar pertanian dan usaha kecil lainnya.
Baca Juga: Evergrande Akan Restrukturisasi Utang, Investor Tetap Panik
Dari usaha itu mereka meraup valuasi hampir mencapai US$ 3 miliar (£2,4 miliar) ketika terdaftar di bursa saham pada 2015.
Sekarang nilai valuasinya mencapai US$ 30 miliar (£24,4 miliar) dan Square berganti nama menjadi Block pada tahun 2021, serta berkembang pesat pula berkat aplikasi Cash App.