kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Saham dua raksasa perusahaan transportasi online AS dikuasai Jepang


Selasa, 11 Desember 2018 / 17:50 WIB
Saham dua raksasa perusahaan transportasi online AS dikuasai Jepang
ILUSTRASI. Logo UBER


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Dua perusahaan transportasi online Uber Technologies Inc. dan Lyft Inc. akan segera melantai di pasar saham. Dalam perjalannya, investor menanamkan dananya pada dua perusahaan ini dan memperdagangkan saham tersebut dengan nilai miliaran dollar Amerika Serikat (AS).

Kedua perusahaan sudah mengajukan pencatatan saham ini secara rahasia pada Kamis lalu. Namun besaran dan nilai saham yang dicatatkan belum dipublikasika.

Mengutip dari sumber Bloomberg, Selasa (11/12) pemegang utama saham kedua perusahaan utama Amerika ini berasal dari Jepang. Investor SoftBank Group Corp dan Rakuten Inc, disebut sebagai pemegang saham utama Uber dan Lyft.

Matt Kallman, juru bicara Uber, dan Alexandra LaManna, juru bicara Lyft, menolak untuk memberikan komentar soal pemegang saham utama perusahaan mereka.

SoftBank merupakan konglomerat Jepang yang dijalankan oleh Masayoshi Son memiliki lebih dari 15% dari Uber saham. Sementara Rakuten, perusahaan e-commerce punya lebih dari 10% saham utama Lyft.

Bila digabungkan saham milik Softbank dan Rakuten diperkirakan nilainya sebesar US$ 13 miliar. Sebenarnya Jepang memiliki pasar taksi terbesar di dunia, tetapi pemerintah secara efektif menutup sebagian besar perusahaan online. Hal inilah yang mendorong para investor keluar mencari pasar baru terutama ke arah barat.

Kapitalis modal ventura Amerika yakni Benchmark dan Andreessen Horowitz akan mendulang pendapatan pasca Uber dan Lyft IPO.

Benchmark yang merupakan investor awal Uber adalah pemilik Uber terbesar nomor dua mengantongi lebih dari 5% saham uber. Lyft juga memasukan Andreessen Horowitz diantara lima pemegang saham teratas.

Para bankir Uber mengatakan perusahaan itu bisa bernilai US$ 120 miliar dalam IPO, sementara Lyft menargetkan dana US$ 18 miliar-US$ 30 miliar.

Pendirian Uber Kalanick dan Garrett Camp adalah pemegang saham Uber terbesar ketiga dan keempat. Meskipun Kalanick menjual 29% sahamnya bernilai sekitar US$ 1,4 miliar dalam kesepakatan SoftBank. Kini ia masih memiliki lebih dari 5% dari perusahaan yang ia bangun.

Pemerintah Arab Saudi memiliki lebih dari 5% Uber melalui Dana Investasi Publiknya. Itu di atas saham besarnya dalam Dana Visi SoftBank. Yasir Al-Rumayyan, direktur pengelolaan dana kekayaan negara, duduk di dewan Uber saat ini.

Alphabet Inc. adalah pemegang saham terbesar keenam Uber. Perusahaan induk Google ini telah memperoleh posisi besar di Uber selama bertahun-tahun, pertama dengan investasi melalui lengan Modal Venturanya, GV, dan kemudian sebagai bagian dari penyelesaian dalam gugatannya dengan Uber atas mobil self-driving.

Investor lain dengan kepemilikan saham signifikan termasuk First Round Capital, TPG, Investasi Fidelity, Tiger Global, Manajemen Coatue, Atlantik Umum, Glade Brook Capital Partners, Dragoneer Investment Group, dan Capital Capital.

Sedangkan pemegang saham Lyft lainnya adalah General Motors Co. yang menginvestasikan dana sebesar US$ 500 juta di Lyft beberapa tahun yang lalu.

Juga ada Manajer reksadana Fidelity memiliki saham di Uber dan Lyft, meskipun memiliki persentase lebih besar dari Lyft, dengan lebih dari 5% saham.

Pendiri Lyft Logan Green dan John Zimmer bersama-sama memiliki sekitar 7% saham Lyft. Pemegang saham lainnya adalah Alphabet melalui dana investasi CapitalG, dan perusahaan VC Mayfield Fund.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×