Reporter: Ferrika Sari | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - PERUSAHAAN pengembangan teknologi self driving, Waymo meluncurkan layanan taksi otonom di Arizona, Amerika Serikat (AS). Layanan bernama Waymo One ini masih bersifat terbatas karena masih dalam tahap pengembangan awal.
Taksi menawarkan layanan pemesanan online mirip seperti Uber dan Lyft. Calon penumpang harus mengunduh dan mendaftarkan diri ke layanan tersebut. Waymo berencana menempatkan orang di kursi belakang pengemudi jika berada dalam keadaan darurat.
“Seiring waktu, kami berharap untuk membuat Waymo One tersedia bagi bagi lebih banyak masyarakat. Tapi teknologi self driving ini masih baru bagi banyak orang, kami akan melanjutkannya layanan ini dengan hati-hati,” CEO Waymo John Kracik, yang dilansir dari Reuters, Rabu (5/12).
Waymo tidak mengatakan dengan pasti berapa banyak mobil yang akan tersedia di jalanan Arizona. Dikatakan bahwa layanan Waymo One tersedia 24 jam, walaupun hanya tersedia bagi ratusan orang yang sudah mendaftar di tahun lalu. Untuk saat ini, harga layanan ini kurang lebih sama dengan harga Uber dan Lyft.
Pekan lalu, Reuters mengujicobakan layanan tersebut, dengan menjelajahi jalanan Arizona dengan waktu 15 menit dan jarak tempuh 3 mil.
Hasilnya, Reuters perlu membayar ongkos sebesar US$ 7,59, atau lebih tinggi sedikit dari Lyft US$ 7,22. Selain sedikit lebih mahal, penggunaan taksi tanpa pengemudi ini dinilai lebih lambat.
Maka timbul pertanyaan apakah pelanggan akan terus menggunakan layanan tersebut, dan produsen mesti meninjau ulang. Apalagi belum ada regulasi yang jelas di semua negara yang mengatur industri transportasi tanpa sopir.
Layanan ini beroperasi di kawasan Phoenix dan kota-kota terdekat, termasuk Chandler, Gilberrs, Mesa, dan Tempe. Waymo memulai pengembangan sebagai proyek mobil otonom Google, dan kemudian diujikan sejak tahun 2016.
Waymo menjadi perusahaan terdepan dalam bisnis pengembangan teknologi self driving, mengalahkan General Motors Co Cruises Automation dan Uber Technologies yang belum meluncurkan layanan self driving mereka sendiri. Semua berlomba untuk memenangkan hati pelanggan, serta menghabiskan miliaran dollar untuk mengembangkan teknologi.
Waymo sendiri telah menguji mobil tanpa pengemudi selama satu dekade. Armadanya, sekarang berjumlah 600 kendaraan, yang mencatat perjalanan sejauh 10 juta mil di sekitar 25 kota di AS.
Perusahaan induk Google, Alphabet tidak mengungkapkan nilai total investasi pengembangan teknologi ini, tetapi pakar industri memperkirakan nilai investasinya lebih dari US$ 1 miliar.
Sejumlah startup, termasuk Optimus Ride yang berbasis di Boston, telah berhasil memenangkan kontrak yang menyediakan layanan self driving di lingkungan tertutup, berkecepatan rendah seperti taman di kawasan industri dan komunitas para pensiunan.
CEO dan Co-Founder Optimus Ride Ryan Chin mengatakan peluncuran layanan taksi di jalan-jalan metropolitan Phoenix ini sebagai ambisi besar dari Waymo.
“Jika Anda akan menginvestasikan banyak modal, waktu serta teknik maka harus pergi ke pasar robotaxi yang lebih besar. Anda dapat mulai dari pasar yang lebih kecil tapi tujuan yang lebih besar adalah pergi untuk ikan besar,” ungkapnya.