kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Saham FedEx anjlok, fund manager antisipasi perang dagang yang bakal lebih lama


Minggu, 22 September 2019 / 08:19 WIB
Saham FedEx anjlok, fund manager antisipasi perang dagang yang bakal lebih lama
ILUSTRASI. Saham FedEx anjlok, fund manager antisipasi perang dagang yang bakal lebih lama


Reporter: Khomarul Hidayat | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Kinerja saham perusahaan pengiriman paket FedEx Corp rupanya menjadi patokan ara fund manager papan atas dunia untuk mengantisipasi efek perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China.

Saham FedEx yang bisnisnya sering dipandang sebagai proksi untuk pertumbuhan ekonomi global, anjlok 13% pada Rabu lalu (18/9), sehari setelah FedEx menyatakan rencana untuk mengandangkan beberapa pesawat dan memangkas biaya karena dampak perang perdagangan AS dengan China.

"Kami berharap ada kesepakatan perdagangan dan kembali normal, namun itu belum terjadi," kata Kepala Eksekutif FedEx Frederick Smith seperti dikutip Reuters.

Alhasil, beberapa pengelola dana kelas atas pun berancang-ancang karena diperkirakan perang dagang AS dan China akan bertahan lebih lama daripada yang sebelumnya diantisipasi.

Baca Juga: AS-China melakukan diskusi konstruktif di Washington, perang dagang berakhir?

Perusahaan mulai dari pemasok suku cadang O'Reilly Automotive hingga pembuat peralatan jaringan Juniper Networks menyebutkan perang dagang membebani pendapatan mereka. Namun investor lebih fokus pada FedEx karena sifat bisnisnya menyentuh beberapa industri di seluruh dunia, termasuk pengeluaran konsumen.

Pembicaraan tingkat tinggi antara kedua negara akan dilanjutkan lagi pada bulan Oktober. Konflik antara kedua negara dapat membutuhkan satu dekade untuk diselesaikan, demikian penasihat ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow mengingatkan pada 6 September lalu.

Dus, para fund manager bergerak menjauh dari saham-saham industri dan perusahaan teknologi AS yang mungkin paling terpengaruh oleh tarif yang lebih tinggi. Sebaliknya mereka mencari peluang dari beberapa saham perusahaan yang menawarkan peluang jangka panjang meskipun ada perang dagang.

"Jelas bahwa China akan mencoba untuk menyeret ini keluar selama mungkin dan berharap itu menghilang setelah pemilihan (presiden 2020)," kata Brian Yacktman dari YCG Enhanced Fund.

Baca Juga: Trump diam-diam membebaskan lebih dari 400 jenis produk China dari tarif

Yacktman lebih condong menempatkan dana ke saham pembuat barang-barang mewah Eropa seperti Kering SA pemilik merek Gucci dan Botegga Veneta, yang memiliki kekuatan harga tetapi belakangan sahamnya jatuh di tengah kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi Tiongkok. Harga saham Kering naik 12,4% sepanjang tahun ini, termasuk penurunan 10% selama tiga bulan terakhir.

"Ini adalah perusahaan yang hanya dapat meneruskan tarif karena orang ingin membeli simbol status," katanya.

Emily Roland, Kepala Strategi Investasi John Hancock Investment Management, mengatakan perusahaannya telah meningkatkan "langkah-langkah perlindungan" terhadap penurunan ekonomi yang disebabkan sebagian oleh ekskalasi perang perdagangan yang meningkat. Dia masih melihat peluang di perusahaan utilitas karena hasil dividen di atas rata-rata.

"Kami percaya bahwa investor dapat menciptakan portofolio yang terdiversifikasi yang berusaha untuk meminimalkan risiko downside dari perang perdagangan, betapapun itu bisa berlangsung lama," katanya.

Baca Juga: BI catat aliran modal asing masuk ke Indonesia Rp 189 triliun sejak awal tahun

Tidak semua fund manager yakin perang dagang akan berlangsung lama. "Kami masih berpikir, Donald Trump akan mengakhirinya sebelum pemilihan presiden," kata Lamar Villere, Manajer Portofolio Villere & Co. seperti dilansir Reuters.

Fund manager ini pun telah memindahkan lebih banyak aset ke sektor-sektor seperti semikonduktor, sebuah industri yang akan dimasukkan dalam barang yang akan dikenakan tarif 30% mulai 1 Oktober.

"Pasar memberi Anda peluang karena kami pikir ini lebih dari sekadar omong kosong," katanya.

Sementara Emmanuel Roman, Chief Executive Officer Pimco melihat peluang dalam pasar obligasi karena pesimisme dari perang perdagangan.

Baca Juga: Pacu geliat ekonomi, India beri keringanan pajak industri senilai US$ 20,5 miliar

"Jelas gajah besar di ruangan itu adalah perang dagang AS dengan China dan bagaimana itu akan menyelesaikan sendiri," katanya.




TERBARU

[X]
×