Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
Pasar Obligasi dan Mata Uang
Imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun naik 1,2 basis poin ke 4,116%. Sementara imbal hasil obligasi 2 tahun yang sensitif terhadap ekspektasi suku bunga The Fed turun 0,3 basis poin ke 3,565%.
Pasar juga menanti kabar mengenai rencana pembicaraan telepon antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping yang diperkirakan membahas kesepakatan TikTok serta tarif perdagangan.
Indeks dolar AS naik 0,22% ke 97,56, menguat tiga sesi beruntun, meski masih akan ditutup melemah tipis dalam sepekan.
Dolar AS menguat 0,27% terhadap franc Swiss menjadi 0,794, tetapi melemah 0,11% terhadap yen Jepang di 147,82.
Sementara itu, euro turun 0,22% ke posisi US$1,176, dan poundsterling melemah 0,45% menjadi US$1,34915.
Baca Juga: Purbaya Sebut Bakal Tarik Dolar Orang Indonesia yang Ada di Luar Negeri
Bank of England sehari sebelumnya menahan suku bunga, namun memperlambat laju penjualan obligasi pemerintah yang dibelinya saat krisis.
Di Eropa, imbal hasil obligasi pemerintah naik, dengan yield obligasi Jerman tenor 10 tahun naik 2,2 basis poin menjadi 2,737%.
Meski obligasi tenor pendek diuntungkan oleh ekspektasi pemangkasan suku bunga, yield jangka panjang justru naik karena kekhawatiran investor terhadap kondisi fiskal pemerintah.
Bank for International Settlements (BIS) pekan ini memperingatkan bahwa harga saham global yang mencetak rekor terlihat semakin tidak selaras dengan sinyal pasar obligasi yang mengindikasikan kekhawatiran atas utang pemerintah.
Komoditas
Harga minyak dunia melemah karena kekhawatiran permintaan bahan bakar lebih dominan dibandingkan sentimen positif dari pemangkasan suku bunga AS.
Minyak Brent turun 0,52% menjadi US$67,08 per barel, sementara WTI AS melemah 0,53% ke US$63,23 per barel.
Sebaliknya, harga emas naik 0,51% menjadi US$3.662,62 per troi ons, menuju reli kenaikan mingguan kelima berturut-turut.













