Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - PARIS. Saham LVMH merosot ke level terendah sejak Desember pada perdagangan, Rabu (11/10). Setelah grup perusahaan mewah asal Prancis ini melaporkan pertumbuhan penjualan kuartal ketiga yang lebih lambat, memberikan bukti bahwa inflasi dan gejolak ekonomi membatasi belanja pasca pandemi.
Saham LVMH, yang pada bulan September kehilangan mahkotanya sebagai perusahaan publik paling bernilai di Eropa, turun sekitar 6% pada awal perdagangan, merupakan hari terburuknya sejak Maret 2020.
Saham-saham saingannya seperti Kering, Hermes, Swatch, Richemont, dan Burberry juga terpukul.
Baca Juga: Harga Saham Perusahaannya Turun, Bernard Arnault Malah Rajin Koleksi LVMH
Asal tahu, saham perusahaan-perusahaan mewah berada di bawah tekanan dalam menghadapi perlambatan China dan ketidakpastian yang disebabkan oleh kenaikan suku bunga di Eropa dan Amerika Serikat.
LVMH, yang labelnya meliputi Louis Vuitton, Dior dan Tiffany, pada hari Selasa (10/10) melaporkan kenaikan pendapatan kuartal ketiga yang lebih kecil dari yang diharapkan sebesar 9%.
Ini menandai penurunan yang jarang terjadi pada perusahaan barang mewah terbesar di dunia ini, yang secara rutin melampaui ekspektasi dengan pertumbuhan yang kuat dua digit dalam beberapa tahun terakhir.
LVMH menghadapi perlambatan permintaan untuk barang-barang kelas atas di Amerika Serikat dan Eropa. Di mana kenaikan harga telah mendorong pembeli - terutama generasi muda - untuk menarik diri dari belanja pasca pandemi, sementara pemulihan di China tidak merata.
"LVMH dalam pandangan kami tetap ... di antara nama-nama yang seharusnya menavigasi volatilitas yang sedang berlangsung ini dengan relatif lebih baik; tetapi dengan momentum pendapatan yang saat ini negatif dan prospek yang tidak pasti, kami melihat ruang lingkup yang terbatas untuk peringkat ulang absolut dalam jangka pendek," tulis JP Morgan dalam sebuah catatan riset.
Tren perlambatan di Eropa, di mana pertumbuhan penjualan LVMH melambat dari 19% di kuartal kedua menjadi 7% di kuartal ketiga, yang ditandai oleh perusahaan selama panggilan pendapatan pada hari Selasa, akan berdampak pada industri yang lebih luas, demikian perkiraan JP Morgan.
Baca Juga: Geser Elon Musk, Bernard Arnault Kembali Jadi Orang Terkaya Dunia
Saham Kering yang merupakan pemilik Gucci diperdagangkan turun sekitar 2,5%. Sementara Hermes turun sekitar 2,4%.
"Berakhirnya masa gemuruh tahun 20-an," kata analis Berenberg saat mereka memangkas target harga untuk LVMH.
"Perkiraan kami yang lebih rendah mencerminkan momentum H2 yang lebih lembut dan pertumbuhan yang dinormalisasi pada tahun-tahun berikutnya," tambah Berenberg.
Para investor telah mempertanyakan minat terhadap saham-saham di sektor barang mewah karena pemulihan di China, pendorong pertumbuhan yang besar untuk penjualan barang-barang mewah, lebih lambat dari yang diharapkan sebelumnya.
Sekitar US$175 miliar telah hilang dari nilai 10 saham barang mewah terkemuka di Eropa sejak akhir Maret karena pemulihan China telah goyah dan pertumbuhannya melambat.
Baca Juga: Saham LVMH Turun, Orang Terkaya di Dunia Bernard Arnault Kehilangan US$11 Miliar
Sedangkan, inflasi yang tinggi dan kenaikan suku bunga memaksa para pembeli di Amerika Serikat untuk mengetatkan dompet mereka.
Prospek untuk tahun depan "masih belum jelas," kata Piral Dadhania, analis dari RBC, yang memperkirakan bahwa revisi pendapatan yang lebih rendah untuk sektor ini kemungkinan akan terus berlanjut.