Sumber: AP, USAtoday |
NEW YORK. IBM menunda untuk memberikan kabar buruk pada Wall Street di hari Rabu (21/1) kemarin dan investor pun merespons dengan menggerojoki bursa dengan lonjakan yang menggembirakan. Harga minyak dunia yang juga menanjak membikin saham-saham energi terlihat lebih cerah.
Lihat saja papan indeks perdagangan yang ditutup pada hari Rabu sore kemarin. Dow Jones industrial average melonjak 279,01, atau 3,51%, menjadi 8.228,10. Sementara itu indeks lain juga membukukan kenaikan yang lumayan. Standard & Poors 500 index merangsek 35,01, atau 4,35%, menjadi 840,23, dan Nasdaq composite index juga melesar 66,21, atau 4,60%, menjadi 1.507,07.
Salah satu penyurung kenaikan indeks acuan tersebut adalah IBM yang menegaskan bahwa pendapatannya untuk tahun ini berada di atas level yang diperkirakan oleh para analis sebelumnya. Laba pada kuartal keempat juga telah menunjukkan kenaikan yang cukup signifikan, yaitu 12%. Pencapaian ini lebih tinggi dari yang diprediksikan oleh para analis. Sementara itu perusahaan wireless equipment asal Swedia, LM Ericsson juga melaporkan bahwa pendapatannya juga melampaui prediksi analis.
Namun, tak semua saham-saham mencatatkan kenaikan pada perdagangan kemarin. Misalnya saja saham-saham maskapai penerbangan yang justru loyo usai American Airlines dan United Airlines menunjukkan kinerjanya yang payah.
Dari setiap tiga saham yang mumbul, ada satu saham yang harus membukukan penurunan di New York Stock Exchange. Volume perdagangan saham pada hari Rabu kemarin mencapai 1,05 miliar saham.
Kim Caughey, Equity Research Analyst untuk Fort Pitt Capital Group mengatakan, kinerja yang diperoleh IBM dan saham perbankan telah menunjukkan bahwa meski saat ini adalah saat yang sulit untuk dunia usaha, toh tidak semua sektor harus pasrah dengan gebukan sektor finansial. "Hal ini mengingatkan kita bahwa masih ada secercah harapan untuk dunia bisnis, pintu mereka terbuka dan selalu siap untuk mencetak uang," katanya.
Disamping menyoal pendapatan, investor juga kian mencermati langkah yang bakalan ditempuh oleh pemerintahan anyar Obama. Nominator Treasury Secretary Timothy Geithner, meminta Kongres untuk bergerak dengan cepat dan agar bersemangat untuk merampungkan krisis finansial ini.