Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
Saham-saham Eropa juga naik, dengan fokus pada data ekonomi dan komentar dari pejabat bank sentral. STOXX 600 naik 0,69%, sementara indeks FTSEurofirst 300 naik 13,14 poin (0,65%).
Selisih imbal hasil obligasi pemerintah Prancis dan Jerman bertenor 10 tahun menyempit menjadi 68,96 basis poin setelah mencapai 82,34 bps pada hari Jumat, yang merupakan level tertinggi sejak Februari 2017.
Imbal hasil Treasury AS bergerak lebih rendah setelah data penjualan ritel yang lemah. Lelang obligasi 20 tahun senilai US$ 13 miliar dianggap kuat, dengan imbal hasil hampir 3 basis poin di bawah batas waktu penawaran, dan permintaan sebesar 2,74 kali lipat dari jumlah obligasi yang dijual.
Baca Juga: Beijing Meradang, Uni Eropa Jegal Mobil Listrik China dengan Kenaikan Tarif
Imbal hasil obligasi 10 tahun AS turun 6,2 basis poin menjadi 4,217%, dari 4,279%.
Dolar AS mengurangi kenaikannya setelah data dirilis, namun hanya sedikit lebih rendah pada sesi tersebut. Indeks dolar tergelincir 0,02% menjadi 105,25, sedangkan euro naik tipis 0,06% menjadi US$ 1,074. Terhadap yen Jepang, dolar menguat 0,08% menjadi 157,84. Sterling menguat 0,03% menjadi $1,2707.
Sebelumnya pada hari itu, Reserve Bank of Australia mempertahankan suku bunga pada level tertinggi dalam 12 tahun sebesar 4,35%, seperti yang diharapkan, namun memperingatkan adanya risiko inflasi. Dolar Australia menguat 0,67% terhadap dolar AS menjadi US$ 0,6656.
Bank sentral di Norwegia, Inggris, dan Swiss juga dijadwalkan untuk bertemu minggu ini, dengan hanya Bank Nasional Swiss yang diperkirakan akan mengumumkan penurunan suku bunga.
Baca Juga: Rusia Kian Gencar Lakukan Dedolarisasi, Ini Buktinya
Harga minyak mentah AS naik 1,54% menjadi US$ 81,57 per barel dan Brent menguat menjadi US$ 85,33 per barel, naik 1,28% karena risiko geopolitik mengancam pasokan global.