kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Saingi Starlink, Dua Satelit Amazon Lepas Landas ke Orbit Bangun Konstelasi Internet


Jumat, 06 Oktober 2023 / 14:42 WIB
Saingi Starlink, Dua Satelit Amazon Lepas Landas ke Orbit Bangun Konstelasi Internet
ILUSTRASI. Amazon.com Inc. siap meluncurkan dua satelit uji coba pertamanya yang dinamai Project Kuiper. Ini dilakukan Amazon untuk membangun konstelasi internet dari luar angkasa dalam rangka menyaingi Starlink milik SpaceX.


Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID – NEW YORK. Amazon.com Inc. siap meluncurkan dua satelit uji coba pertamanya yang dinamai Project Kuiper. Ini dilakukan Amazon untuk membangun konstelasi internet dari luar angkasa dalam rangka menyaingi Starlink milik SpaceX.

Dilansir dari Bloomberg, Jumat (6/10), satelit uji coba ini bakal diterbangkan dengan roket Atlas V milik United Launch Alliance di Florida, Jumat ini pukul 14.00 waktu setempat. Satelit ini, untuk menguji kemampuan Amazon dalam memancarkan internet broadband dari orbit.

Mirip dengan SpaceX, Kuiper bertujuan untuk menyelimuti dunia dengan 3.236 satelit di orbit rendah bumi. Nantinya, orang yang membeli terminal kecil yang diluncurkan oleh Amazon bisa mengirim dan menerima sinyal dari satelit Kuiper.

Dua satelit yang diluncurkan Amazon ini bernama KuiperSat-1 dan KuiperSat-2 yang awalnya dijadwalkan untuk diluncurkan pada tahun awal tahun lalu menggunakan roket milik ABL Space System.

Namun, roket perusahaan rintisan tersebut gagal pada peluncuran awalnya dan menunda penerbangannya sehingga Amazon mencari opsi lain agar lebih cepat.

Baca Juga: Amazon Kucurkan Investasi US$ 4 miliar di Startup Anthropic

Setiap satelit Kuiper diperkirakan memiliki berat antara 1.300 dan 1.500 pon (589 dan 680 kilogram), menurut penelitian dari perusahaan penasihat luar angkasa Quilty Space, yang sebelumnya bernama Quilty Analytics LLC. Itu berarti Kuipersat-1 dan 2 lebih kecil dari kemampuan peluncuran Atlas V yang kuat, yang dapat mengirimkan kargo seberat 44.000 pon (19.958 kilogram) ke orbit rendah Bumi.

Amazon harus memiliki setengah dari konstelasi yang direncanakan di orbit pada pertengahan 2026 agar sesuai dengan lisensinya di bawah Komisi Komunikasi Federal yang mengatur frekuensi untuk berkomunikasi dengan satelit.

Diketahui pada tahun 2022, Amazon menandatangani kontrak sebanyak 83 peluncuran roket untuk Project Kuiper, lewat tiga penyedia yang berbeda. Kontrak peluncuran bernilai miliaran dolar tersebut mencakup penerbangan New Glenn milik Blue Origin, Arianespace’s Ariane 6 dan Vulcan milik ULA.

Lebih lanjut, belum jelas seperti apa pasar yang akan terlihat setelah Project Kuiper ini beroperasi. Henry dari Quilty Space mengatakan Amazon mungkin memiliki peluang lain untuk menemukan pelanggan dengan menawarkan layanan komputasi melalui Kuiper.

SpaceX baru-baru ini menyebutkan telah melampaui dua juta pelanggan aktif. Jumlah tersebut melampaui pemain terbesar dalam internet satelit.

Namun, jumlah tersebut tidak sebanding dengan pemasok broadband terestrial utama. Meskipun pasar konsumen sangat penting bagi bisnis inti Starlink, SpaceX telah melakukan upaya yang signifikan untuk menjual layanan Starlink kepada bisnis dan pemerintah yang membayar lebih tinggi.

Bahkan, baru-baru ini SpaceX menerima kontrak Badan Antariksa AS untuk pertama kalinya.

Baca Juga: Ingin Awet Muda, Sejumlah Orang Kaya Dunia Berinvestasi di Teknologi Anti Penuaan


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×