Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - JENEWA. Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menegaskan, varian Omicron berbahaya, dan terus berkembang di depan mata kita.
Menurut dia, WHO saat ini melacak empat sub-garis keturunan dari varian Omicron yang menjadi perhatian. Yakni, BA.1, BA.1.1, BA.2, dan BA.3. "Virus ini akan terus berkembang," katanya, dikutip dari laman resmi WHO, Rabu (2/2).
Dan, "Kita sekarang mulai melihat peningkatan kematian yang sangat mengkhawatirkan, di sebagian besar wilayah di dunia," ujar Tedros.
"Itulah sebabnya, kami meminta negara-negara untuk melanjutkan pengujian, pengawasan, dan pengurutan. Kita tidak bisa melawan virus ini jika kita tidak tahu apa yang dilakukannya," ucap dia.
Baca Juga: WHO: Terlalu Dini bagi Negara Mana pun Menyatakan Kemenangan atas Pandemi Covid-19
Dan, "Kita harus terus bekerja untuk memastikan semua orang memiliki akses ke vaksin," sebutnya. Pada saat yang sama, juga jelas bahwa ketika virus ini berevolusi, vaksin mungkin perlu berevolusi".
Tedros mengungkapkan, Omicron bisa terus lolos dari antibodi penetralisir yang diinduksi oleh vaksin terhadap varian sebelumnya. Selain itu, reservoir beta virus corona besar, dan kemungkinan persilangan baru ke manusia.
"Jika kita bersiap sekarang, waktu yang dibutuhkan untuk pembuatan vaksin skala besar akan berkurang dan nyawa akan terselamatkan," imbuhnya.
Omicron BA.2 sudah terdeteksi di 57 negara
Saat ini, BA.1 termasuk garis keturunan BA.1.1 masih mendominasi kasus varian Omicron secara global, menyumbang 96,4% dari sequences yang masuk ke GISAID per 31 Januari 2022.
Baca Juga: Batuk dan Nyeri Tenggorokan Jadi Ciri Awal, Kenali 12 Gejala Lain Varian Omicron
Hanya, varian Omicron garis keturunan BA.2, populer dengan sebutan Omicron siluman, sudah terdeteksi di 57 negara.
"Proporsi kasus mingguan BA.2 meningkat menjadi lebih dari 50% selama enam minggu terakhir di beberapa negara," ungkap WHO dalam Pembaruan Epidemiologis Mingguan tentang Covid-19 yang rilis Selasa (1/2).
Menurut WHO, investigasi secara independen tentang karakteristik BA.2, termasuk sifat penularan, kemampuan menembus kekebalan, dan virulensi, harus menjadi prioritas.
"Itu penting untuk mempertimbangkan proporsi relatif dari garis keturunan BA.1 dan BA.2 dalam konteks kasus ketika menafsirkan data," sebut WHO.
Yang jelas, WHO menyebutkan, varian Omicron BA.2 berbeda dengan BA.1 di beberapa mutasi, termasuk protein lonjakan. Itu berarti, BA.2 lebih menular.