Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Seorang dokter di New York, Amerika Serikat, yang menangani pasien virus corona baru bunuh diri. Keluarga, polisi, dan dokter menghubungkan kematiannya dengan trauma yang petugas medis hadapi saat berjuang melawan wabah.
Mengutip Channelnewsasia.com, Kepolisian menyatakan, Lorna Breen meninggal pada Minggu (26/9) karena bunuh diri di Charlottesville, Virginia, tempat dia tinggal bersama keluarganya.
Breen memimpin Departemen Gawat Darurat Rumahsakit Allen-Presbyterian New York di Manhattan, fasilitas kesehatan yang telah menangani banyak pasien virus corona.
Baca Juga: Kasus virus corona di Singapura melampaui angka 15.000
Meski tidak jelas mengapa Breen bunuh diri, keluarganya, polisi, dan dokter menyebutkan, stres akibat menghadapi wabah virus corona berkontribusi pada kematian dokter 49 tahun ini.
"Dia mencoba melakukan pekerjaannya dan itu membunuhnya," kata Philip Breen, ayah Lorna Breen, kepada The New York Times seperti dilansir Channelnewsasia.com. Ia menambahkan, anaknya tidak memiliki riwayat penyakit mental dan mengidap virus corona.
"Profesional kesehatan di garis depan dan responden pertama tidak kebal terhadap efek mental atau fisik dari pandemi saat ini," kata Kepala Kepolisian Charlottesville RaShall Brackney seperti dikutip Channelnewsasia.com.
William Jaquis, Presiden American College of Emergency Physicians, di mana Breen menjadi anggotanya, menyatakan, kematian Breen adalah pengingat tragis dari penderitaan yang banyak petugas kesehatan alami.
"Kemustahilan situasi di banyak rumahsakit kami membuat kami sangat terluka," ujar Jaquis dalam pernyataan di situs American College of Emergency Physicians seperti Channelnewsasia.com lansir.
"Saya hanya bisa membayangkan untuk Dr. Breen lebih dari yang bisa dia tanggung, bukan karena kelemahan, tetapi karena kekuatan belas kasihnya," ucap dia.
Baca Juga: Virus corona lebih dominan berdampak ke pria ketimbang wanita, kenapa?
Rumahsakit Allen-Presbyterian New York menyebut Breen sebagai "pahlawan yang membawa cita-cita tertinggi kedokteran ke garis depan yang menantang di departemen gawat darurat".
Lebih dari 17.300 orang meninggal akibat virus corona di seluruh Negara Bagian New York, pusat penyebaran Covid-19 di Amerika Serikat.