ILUSTRASI. Presiden Singapura Halimah Yacob memberikan pemaparan saat Dialog Session Singapore and Indonesia : Strengthening Bridges and Progressing Together di Balai Senat, Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Kamis (6/2/2020). Acara yang diikuti oleh sejumlah
Reporter: Syamsul Ashar | Editor: Syamsul Azhar
KONTAN.CO.ID - Umat muslim dunia mungkin akan merasakan kesedihan serupa pada perayaan Lebaran 2020 ini.
Sebab mereka harus menahan diri untuk tidak bertemu dan berkumpul dengan dengan sanak saudara dan kerabat untuk merayakan Lebaran 2020 bersama-sama.
Sebab semua negara memberlakukan protokol kesehatan ketat untuk mencegah penyebaran virus corona Covid19 di negaranya masing-masing.
Tak terkecuali negara seperti Arab Saudi malah menerapkan larangan keluar rumah bagi warganya saat perayaan Lebaran 2020 dengan menerapkan kebijakan lockdown seluruh wilayah. Warga yang melanggar kebijakan lockdown di Arab Saudi pada Lebaran 2020 ini akan mendapatkan sanksi denda yang sangat besar.
Kebijakan ketat untuk membatasi pergerakan warga juga diberlakukan oleh Singapura. Negara ini melarang warganya untuk berkumpul demi mencegah penyebaran virus corona Covid-19.
"Bulan suci Ramadan akan berakhir malam ini dan bulan Syawal ada di depan kita. Ini adalah waktu untuk pengampunan dan penguatan ikatan antara keluarga dan teman," kata Halimah Yacob, Presiden Singapura Sabtu (23/5) di akun instagramnya.
Presiden Singapura Halimah Yacob menyebut, Lebaran 2020 ini pasti akan terasa sangat berbeda dari biasanya."Saya merindukan melihat keluarga yang biasanya akan berkumpul di rumah pada hari pertama Lebaran, terutama cucuku, yang sudah beberapa minggu tidak saya lihat," katanya.
Dalam unggahan akun instagramnya, Halimah menceritakan foto cucu perempuannya yang diambil pada saat perayaan Lebaran tahun lalu.