kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Sejak krisis, AS dan Eropa mulai peduli harga makanan


Selasa, 19 Oktober 2010 / 18:48 WIB
Sejak krisis, AS dan Eropa mulai peduli harga makanan
ILUSTRASI. Uang rupiah


Reporter: Femi Adi Soempeno |

Sejak krisis finansial global, orang-orang di AS, Inggris, Prancis, Italia dan Spanyol kini lebih mencermati harga makanan. Bahkan, orang Jerman mulai membeli makanan yang harganya lebih murah.

Hal ini mencuat dari survei yang dilansir oleh Harris Interactive dan Financial Times terhadap 6.255 orang dewasa yang berusia 16-64 tahun. Perinciannya, di Prancis (1.102), Jerman (1.029), Inggris (1.056), Spanyol (1.006), AS (1.002) dan Italia (1.060) antara 15-21 September 2010.

Sejak krisis mulai terlihat di bulan Desember 2007, 63% orang Prancis mulai menghitung harga makanan. Ini adalah prosentase yang paling besar ketimbang Inggris (60%), Italia (59%), AS (58%), dan Spanyol (53%).

Yang menarik, Jerman justru merupakan satu-satunya negara yang hanya 42% warganya yang mencermati harga makanan ini.

Di setiap negara yang disurvei, sebagian besar konsumen yang tidak masuk dalam prosentase diatas, mengalokasikan dananya untuk membeli makanan yang sama, maupun membeli makanan yang lebih murah. Di Prancis, misalnya, sebanyak 40% konsumen memilih untuk menciutkan anggarannya dan 37% tak mengubah anggaran pembelanjaan makanannya.

Di AS, sebagian besar oranG AS justru mulai memasak dan melakukan hal tersebut lebih teratur. Sekitar delapan dalam setiap sepuluh orang (79%) mulai menyukai memasak. Sementara itu, 14% tidak suka masak dan 7% tidak memasak sama sekali.



TERBARU

[X]
×