kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Sejarah Israel: Hari Merdeka dan Munculnya Gerakan Zionisme


Minggu, 19 Mei 2024 / 12:15 WIB
Sejarah Israel: Hari Merdeka dan Munculnya Gerakan Zionisme
ILUSTRASI. Bendera nasional Israel di tembok Kota Tua Yerusalem, 23 Maret 2023.


Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo

SEJARAH ISRAEL - KONTAN.CO.ID - Hari ini 76 tahun yang lalu, tepatnya pada tanggal 14 Mei 1948, Badan Yahudi (Jewish Agency) resmi memproklamirkan Negara Israel. Proklamasi ini mengawali masa kelam rakyat Palestina hingga hari ini.

Mengutip History.com, proklamasi negara Israel dilakukan oleh Ketua Badan Yahudi, David Ben-Gurion. Dirinya praktis menjadi perdana menteri pertama Israel, sebuah negara Yahudi pertama dalam 2.000 tahun.

Di hari yang sama, pertempuran hebat terjadi antara Yahudi dan Arab menyusul penarikan tentara Inggris dari kawasan itu. Mesir melancarkan serangan udara terhadap Israel malam itu.

Meskipun begitu, penduduk Yahudi tetap merayakan berdirinya negara Israel, terutama setelah Amerika Serikat telah mengakui negara Yahudi tersebut.

Baca Juga: Militer Israel Menggempur Gaza dari Utara dan Selatan

Tumbuh Dari Gerakan Zionisme

Israel yang ada saat ini tumbuh besar berkat gerakan Zionisme, sebuah paham yang didirikan pada akhir abad ke-19 oleh orang-orang Yahudi di Kekaisaran Rusia.

Paham Zionisme pada dasarnya menyerukan pembentukan negara Yahudi teritorial setelah mengalami penganiayaan selama beberapa abad.

Seorang jurnalis Yahudi-Austria, Theodor Herzl, menerbitkan selebaran politik pada tahun 1896 yang pada intinya menjelaskan bahwa pendirian negara Yahudi adalah satu-satunya cara untuk melindungi orang Yahudi dari anti-Semitisme.

Herzl kemudian menjadi pemimpin Zionisme dan mengadakan Kongres Zionis pertama di Swiss pada tahun 1897.

Palestina yang dikuasai Utsmaniyah dipilih sebagai lokasi yang paling diinginkan untuk sebuah negara Yahudi, karena dianggap menjadi tanah asal bangsa Yahudi di masa lalu.

Baca Juga: AS Kembali Kritik Israel: Serangan ke Rafah Tidak Akan Melenyapkan Hamas

Perang Arab-Yahudi

Mulai tahun 1929, orang-orang Arab dan Yahudi secara terbuka berperang di Palestina. Pada momen itu, Inggris berusaha membatasi imigrasi Yahudi sebagai cara untuk menenangkan orang-orang Arab.

Kelompok-kelompok Yahudi menggunakan terorisme untuk melawan pasukan Inggris di Palestina, yang mereka pikir telah mengkhianati perjuangan Zionis.

Pada akhir Perang Dunia II (1945), AS mengambil alih perjuangan Zionis. Inggris kemudian menyerahkan permasalahan tersebut ke PBB. Pada tahun 1947, PBB memutuskan untuk membagi Palestina.

Orang-orang Arab Palestina melawan pasukan Zionis dengan bantuan sukarelawan dari negara-negara lain.

Sayangnya, pada tanggal 14 Mei 1948, bangsa Yahudi mendapatkan kendali penuh atas bagian mereka yang dialokasikan oleh PBB atas Palestina dan juga beberapa wilayah Arab.

Baca Juga: ICC Mengincar Penangkapan Tiga Pejabat Israel Termasuk Benjamin Netanyahu

Pada Perang Enam Hari tahun 1967, Israel kembali memperluas perbatasannya dengan merebut Kota Tua Yerusalem, Semenanjung Sinai, Jalur Gaza, Tepi Barat, dan Dataran Tinggi Golan.

Pada tahun 1979, Israel dan Mesir menandatangani perjanjian perdamaian bersejarah. Israel mengembalikan Sinai dengan imbalan pengakuan dan perdamaian Mesir.

Israel dan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) menandatangani perjanjian perdamaian besar pada tahun 1993. Perjanjian ini diharapkan bisa melahirkan pemerintahan mandiri Palestina secara bertahap di Tepi Barat dan Jalur Gaza.

Pendudukan Israel di tanah Palestina masih berlangsung hingga hari ini. Perang kembali pecah pada Oktober 2023 dan menewaskan lebih dari 35.000 warga Palestina hingga Mei 2024.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×