kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sejumlah analis meragukan hasil revisi PDB 2018 China yang meningkat 2,1%


Jumat, 22 November 2019 / 21:08 WIB
Sejumlah analis meragukan hasil revisi PDB 2018 China yang meningkat 2,1%
ILUSTRASI. A worker cycles past containers outside a logistics center near Tianjin Port, in northern China, May 16, 2019.


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah China, Jumat (22/11) merevisi nilai PDB 2018 meningkat 2,1% atau senilai 91,93 triliun Yuan (US$ 13,08 triliun). Via revisi ini, China berupaya mempertahankan target untuk melipatgandakan ukuran ekonominya dua kali lipat dari 2010 ke 2020.

Sayangnya, sejumlah analis meragukan revisi tersebut, mengingat dalam tiga dekade terakhir pertumbuhan ekonomi China lambat. Mereka meragukan kredibilitas data yang disajikan, mencurigai revisi hanya polesan untuk memenuhi target ambisius Partai Komunis China pada 2020.

Baca Juga: Ketidakpastian hubungan dagang AS China melemahkan kurs rupiah sepekan ini

Untuk mempertahankan target tersebut, sepanjang 2019 sendiri, China mesti memenuhi target pertumbuhan PDB sebesar 6,2%. Meraih tingkat pertumbuhan tersebut jelas sulit buat China , mengingat hingga Kuartal III-2019 baru mencapai 6,0%.

Angka pertumbuhan paling rendah sejak 1992. Sejumlah analis bahkan memperkirakan pertumbuhan bakal berada di bawah 6,0% pada 2020 mendatang.

Permintaan domestik dan luar negeri yang melemah ditambah aktivitas investasi dan pabrik yang lesu akibat perang dagang dengan Amerika Serikat jadi alasan para analis.

Baca Juga: Xinhua: China dan AS lakukan pembicaraan dagang yang konstruktif di akhir pekan

Dalam pernyataan resminya, Biro Statistik Nasional (NBS) China menyatakan revisi PDB 2018 tak akan memengaruhi secara signifikan pertumbuhan 2019. Sementara beberapa analis juga menilai peningkatan nominal dalam revisi juga tak berarti apapun.

Kepada Reuters, Kepala Biro Statistik NBS Li Xiaochao menjelaskan sejumlah data baru dari entitas bisnis dari sektor jasa yang belum masuk survei. Ini yang bikin nilai aset dasar pada 2018 mengalami peningkatan dibandingkan hasil survei sebelum revisi.

“NBS melakukan revisi guna mengungkap kegiatan yang sebelumnya belum tercatat. Tak bisa dipungkiri, hal tersebut bakal membantu China memenuhi targetnya,”Kata Ekonom Senior Capital Economist Julian Evans-Pritchard dikutip dari Reuters, Jumat.

Baca Juga: China beli kedelai dan daging babi dari AS meski kesepakatan dagang masih abu-abu

Julian menambahkan, setiap kali merevisi PDB, Cina memang selalu meningkatkan nilainya. Meskipun pada revisi PDB 2017 Cina tercatat memangkas pertumbuhan dari 6,9% menjadi 6,8%.

Tanpa penjelasan lebih lanjut dari NBS, sulit menetapkan berapa hasil akhir pertumbuhan PDB pada 2018 yang direvisi. Meski demikian, Global Market Strategist J.P Morgan Asset Management Chaoping Zhu menghitung dengan revisi tersebut, nilai akhir PDB Cina berubah dari 6,6% menjadi 8,9%.

Baca Juga: Tiga sentimen yang berhasil mendongkrak bursa Asia pagi ini

Dengan naiknya pertumbuhan PDB 2018, Cina bisa lebih mengendurkan targetnya untuk PDB 2019, dan 2020 seiring target menggandakan pertumbuhan ekonomi dari 2010 ke 2020.

“Penelitian kami menunjukan tekanan politik untuk memenuhi target tekah mendorong NBS untuk menekan deflasi PDB dalam beberapa tahun terakhir,” lanjut Julian.

Adapula, Head of Asia Economics dari Universitas Oxford Louis Kuijs tak terlalu kaget dengan aksi revisi China, meskipun ia menilai hal tersebut tak masuk akal. Alasannya, sejumlah negara lain di Asia juga kerap melakukan revisi PDB degan nilai yang lebih tinggi.

Baca Juga: Gara-gara Brexit, Elon Musk mengalihkan pabrik Tesla Gogafactory ke Jerman

Sebuah makalah yang diterbitkan Brookings Institution yang terbit di Amerika pada awal 2019 menyatakan sepanjang 2008-2016, China telah melebihkan tingkat pertumbuhan PDB sebesar 2%.




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×