kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Sejumlah negara inisiasi percepatan tes, obat dan vaksin Covid-19, AS absen


Sabtu, 25 April 2020 / 12:24 WIB
Sejumlah negara inisiasi percepatan tes, obat dan vaksin Covid-19, AS absen
ILUSTRASI. Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus ketika membuka pertemuan virtual dengan sejumlah pemimpin dunia mengatakan kita menghadapi ancaman bersama yang hanya bisa dikalahkan dengan pendekatan bersama,


Sumber: Reuters | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JENEWA/ZURICH. Para pemimpin dunia berjanji mempercepat pekerjaan pada tes, obat-obatan dan vaksin untuk Covid-19 dan untuk membagikannya di seluruh dunia. Namun Amerika Serikat (AS) tidak mengambil bagian inisiatif Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) ini.

Presiden Prancis Emmanuel Macron, Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa adalah di antara mereka yang bergabung dalam konferensi video untuk meluncurkan apa yang disebut WHO sebagai "kolaborasi penting" untuk memerangi pandemi virus corona.

Tujuannya untuk mempercepat pengembangan obat, tes, dan vaksin yang aman dan efektif untuk mencegah, mendiagnosis, dan mengobati Covid-19, penyakit paru-paru yang disebabkan virus corona baru. Serta memastikan akses yang sama ke perawatan bagi yang kaya dan miskin.

Baca Juga: Saran WHO di bulan Ramadan: Jangan menggelar ibadah dan pertemuan massal

"Kami menghadapi ancaman bersama yang hanya bisa kami kalahkan dengan pendekatan bersama," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus ketika membuka pertemuan virtual dengan sejumlah pemimpin dunia.

“Pengalaman telah memberi tahu kami bahwa bahkan ketika alat tersedia, alat tersebut belum tersedia secara merata untuk semua. Kami tidak bisa membiarkan itu terjadi," kata Tedros seperti dikutip Reuters.

Selama pandemi flu babi H1N1 pada tahun 2009, ada kritik bahwa distribusi vaksin tidak merata karena negara-negara kaya dapat membeli lebih banyak.

"Kita harus memastikan bahwa orang yang membutuhkannya mendapatkannya," kata Peter Sands, Kepala Global Fund untuk Memerangi AIDS, TBC dan Malaria.

“Pelajaran dari AIDS harus dipelajari. Terlalu banyak jutaan orang meninggal sebelum obat-obatan anti-retroviral dapat diakses secara luas,” kata Peter lagi.

Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan tujuan upaya penjaminan global pada 4 Mei mendatang adalah untuk mengumpulkan dana 7,5 miliar euro (US$ 8,10 miliar) untuk meningkatkan kerja pencegahan, diagnostik, dan perawatan.

"Ini adalah langkah pertama saja, tetapi lebih banyak akan dibutuhkan di masa depan," kata von der Leyen dalam konferensi itu.

Baca Juga: Sarankan pengobatan suntik disinfektan ke tubuh, Donald Trump dicerca komunitas medis

Para pemimpin dari Asia, Timur Tengah dan Amerika juga bergabung dalam konferensi video, tetapi beberapa negara besar tidak berpartisipasi, termasuk China, India, dan Rusia.

Seorang juru bicara misi AS di Jenewa sebelumnya mengatakan kepada Reuters bahwa AS tidak akan terlibat.

"Meskipun AS tidak hadir dalam pertemuan tersebut, tidak boleh ada keraguan tentang tekad kami untuk terus memimpin dalam masalah kesehatan global, termasuk krisis COVID saat ini," katanya melalui email.

Baca Juga: Harapan, vaksin Sinovac berhasil melindungi kera dari infeksi corona

"Kami tetap sangat prihatin tentang efektivitas WHO, mengingat bahwa kegagalannya yang besar membantu memicu pandemi saat ini," imbuhnya.

Presiden AS Donald Trump telah mengecam WHO sebagai lambat untuk bereaksi terhadap wabah dan menjadi "China-sentris". Belakangan AS mengumumkan penangguhan pendanaan bagi WHO.

Tedros dengan gigih membela penanganan WHO terhadap pandemi dan berulang kali berkomitmen untuk melakukan evaluasi pasca-pandemi, seperti yang dilakukan badan tersebut dengan semua krisis.

Macron, Merkel, Ramaphosa, dan Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez adalah di antara mereka yang menyuarakan dukungan kuat kepada WHO.

Macron mendesak semua negara G7 dan G20 untuk mendukung inisiatif tersebut. "Dan saya berharap kita akan berhasil merekonsiliasi inisiatif bersama ini baik Cina dan AS, karena perjuangan melawan Covid-19 adalah hal yang luas biasa untuk kebaikan manusia dan seharusnya tidak ada perpecahan untuk memenangkan pertempuran ini,” kata Macron.

Merkel berkata: "Ini menyangkut barang publik global, untuk memproduksi vaksin ini dan untuk mendistribusikannya di semua bagian dunia."

Ramaphosa, yang juga Ketua Uni Afrika, memperingatkan bahwa benua Afrika dengan standar layanan kesehatan yang umumnya buruk sangat rentan terhadap kerusakan akibat virus ini dan membutuhkan dukungan.

Lebih dari 2,7 juta orang telah terinfeksi Covid-19 dan hampir 190.000 telah meninggal sejak virus corona baru muncul di kota Wuhan di Cina tengah akhir tahun lalu.

"Ketika diagnostik, perawatan, dan vaksin baru tersedia, kami memiliki tanggung jawab untuk mengeluarkannya secara adil dengan pemahaman bahwa semua kehidupan memiliki nilai yang sama," kata Melinda Gates, Ketua Gates Foundation, yang merupakan donor terbesar kedua WHO.

Lebih dari 100 vaksin Covid-19 potensial sedang dikembangkan, termasuk enam sudah dalam uji klinis, kata Dr. Seth Berkley, CEO aliansi vaksin GAVI.

“Kita perlu memastikan bahwa ada cukup vaksin untuk semua orang, kita akan membutuhkan kepemimpinan global untuk mengidentifikasi dan memprioritaskan kandidat vaksin," ujarnya.

Baca Juga: WHO akan meluncurkan inisiatif untuk membagikan obat, tes, dan vaksin Covid-19



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×