Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, mengirimkan surat secara langsung kepada Presiden Rusia, Vladimir Putin, untuk meminta kelancaran ekspor biji-bijian Ukraina melalui Laut Hitam.
Guterres berharap Putin mau memperpanjang kesepakatan yang memungkinkan ekspor biji-bijian dengan aman. Sebagai imbalan, Guterres akan membantu menghubungkan anak perusahaan Bank Pertanian Rusia ke sistem pembayaran internasional Swift.
Rusia mengancam akan membatalkan kesepakatan biji-bijian karena beberapa permintaan untuk mengirimkan biji-bijian dan pupuknya sendiri ke luar negeri belum dipenuhi. Kesepakatan itu akan berakhir pada hari Senin pekan depan.
Melansir Reuters, dua kapal terakhir yang berlayar di bawah kesepakatan itu saat ini sedang memuat kargo di pelabuhan Odesa Ukraina sebelum berlayar melalui Laut Hitam.
Baca Juga: Medvedev: Kiriman Senjata NATO ke Ukraina Membuat Perang Dunia Ketiga Semakin Dekat
"Tujuannya adalah untuk menghilangkan rintangan yang memengaruhi transaksi keuangan melalui Bank Pertanian Rusia, perhatian utama yang diungkapkan oleh Federasi Rusia, dan secara bersamaan memungkinkan aliran biji-bijian Ukraina yang berkelanjutan melalui Laut Hitam," kata juru bicara PBB, Stephane Dujarric.
Meski tidak memberikan rincian yang dalam terkait proposal tersebut, namun Dujarric mengatakan bahwa Guterres akan terlibat dengan semua pihak yang ada dalam masalah ini. Sekjen juga bersedia untuk membahas lebih lanjut proposalnya dengan Rusia.
Guterres mengirim surat kepada Putin pada hari Selasa (11/7) yang isinya mengusulkan langkah selanjutnya untuk lebih memfasilitasi ekspor makanan dan pupuk Rusia dan memastikan pengiriman biji-bijian Ukraina ke Laut Hitam yang berkelanjutan.
Baca Juga: Rusia: NATO Mulai Menunjukkan Pola Perang Dingin, Kami Siap Merespons
Guterres juga mengusulkan kepada Putin agar Rusia mengizinkan kesepakatan biji-bijian Laut Hitam berlanjut selama beberapa bulan.
Di saat yang sama, dirinya akan memberikan waktu kepada Uni Eropa untuk menghubungkan anak perusahaan Bank Pertanian Rusia, Rosselkhozbank dengan Swift.
PBB dan Turki menjadi perantara Black Sea Grain Initiative antara Rusia dan Ukraina pada Juli 2022. Inisiatif itu lahir untuk membantu meringankan krisis pangan global yang diperburuk oleh invasi Rusia ke Ukraina serta blokade pelabuhan Ukraina.
Untuk meyakinkan Rusia agar menyetujui kesepakatan itu, nota kesepahaman dengan masa berlaku tiga tahun dibuat. Pada saat yang sama, para pejabat PBB setuju untuk membantu Rusia mendapatkan ekspor makanan dan pupuknya ke pasar luar negeri.