Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - MANILA. Pada Sabtu (6/7/2024), Penjaga Pantai Filipina (PCG) mengatakan bahwa kapal penjaga pantai terbesar China telah berlabuh di zona ekonomi eksklusif (ZEE) Manila di Laut China Selatan.
Menurut Filipina, kehadiran kapal monster tersebut dimaksudkan untuk mengintimidasi negara tetangganya yang lebih kecil di Asia.
Melansir Reuters, kapal monster penjaga pantai China sepanjang 165 meter memasuki ZEE Manila sepanjang 200 mil laut pada tanggal 2 Juli.
Hal tersebut diungkapkan oleh juru bicara PCG Jay Tarriela.
Dia menceritakan, PCG sudah memperingatkan kapal China bahwa kapal tersebut berada di ZEE Filipina dan menanyakan niat mereka.
“Ini merupakan intimidasi dari pihak Penjaga Pantai China. Kami tidak akan mundur dan kami tidak akan terintimidasi,” kata Tarriela.
Kedutaan Besar China di Manila dan Kementerian Luar Negeri China tidak segera menanggapi permintaan komentar yang dilayangkan Reuters.
Baca Juga: China Desak AS untuk Setop Dukung Aksi Provokasi Filipina
Penjaga pantai China tidak memiliki informasi kontak yang tersedia untuk umum.
Tarriela mengatakan, kapal China, yang juga mengerahkan perahu kecil, berlabuh 800 yard dari kapal PCG.
Pada bulan Mei, PCG mengerahkan sebuah kapal ke perairan dangkal Sabina untuk mencegah reklamasi skala kecil yang dilakukan oleh China. China sendiri membantah klaim tersebut.
China telah melakukan reklamasi lahan secara besar-besaran di beberapa pulau di Laut China Selatan, membangun angkatan udara dan fasilitas militer lainnya, sehingga menimbulkan kekhawatiran di Washington dan kawasan sekitarnya.
China mengklaim sebagian besar Laut China Selatan, jalur utama perdagangan kapal tahunan senilai US$ 3 triliun, sebagai wilayahnya.
Beijing menolak keputusan Pengadilan Arbitrase Permanen yang bermarkas di Den Haag pada tahun 2016 yang menyatakan klaim maritim mereka yang luas tidak memiliki dasar hukum.
Baca Juga: Marcos: Filipina Harus Ambil Tindakan Lebih dari Sekadar Protes di LCS
Setelah dialog tingkat tinggi, Filipina dan China pada hari Selasa sepakat mengenai perlunya “memulihkan kepercayaan” dan “membangun kembali kepercayaan” untuk mengelola sengketa maritim dengan lebih baik.
Filipina telah menolak tawaran dari Amerika Serikat, sekutu perjanjiannya, untuk membantu operasi di Laut China Selatan, meskipun ada perselisihan dengan China mengenai rute misi pasokan untuk diberikan kepada pasukan Filipina di wilayah perairan dangkal yang diperebutkan.