Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - SEOUL. Kementerian Pertahanan Korea Utara mengatakan bahwa Amerika Serikat (AS) melakukan provokasi dan menimbulkan ancaman keamanan serius dengan mengirimkan kapal selam nuklir ke pelabuhan Korea Selatan.
Selasa (11/2), Kantor Berita KCNA melaporkan, dengan Tindakan provokasi tersebut, pasukan militer Korea Utara siap untuk mengambil tindakan apa pun yang diperlukan.
Kemunculan kapal selam nuklir AS di semenanjung Korea adalah "ekspresi yang jelas dari histeria AS yang tak terelakkan untuk konfrontasi" terhadap Korea Utara, kata seorang juru bicara Kementerian Pertahanan Korea Utara, yang tidak disebutkan namanya mengatakan dalam sebuah pernyataan.
"Kami menyatakan keprihatinan mendalam atas tindakan militer AS yang berbahaya dan bermusuhan yang dapat menyebabkan konfrontasi militer akut di kawasan sekitar semenanjung Korea menjadi konflik angkatan bersenjata yang sebenarnya," kata pernyataan yang dimuat oleh kantor berita KCNA.
Angkatan bersenjatanya akan "tanpa ragu-ragu menggunakan hak yang sah untuk menghukum para provokator," katanya, tanpa merinci lebih lanjut.
Baca Juga: Kim Jong Un Berjanji akan Terus Mengembangkan Kekuatan Nuklir
Sementara itu, Kementerian Pertahanan Korea Selatan mengatakan, kapal selam USS Alexandria memasuki pelabuhan Busan pada hari Senin (10/2) untuk mendapatkan perbekalan dan istirahat bagi awaknya.
Selain itu, kedatangan kapal selam USS Alexandria juga akan menjadi kesempatan bagi angkatan laut Korea Selatan dan AS untuk mempromosikan pertukaran dan postur pertahanan gabungan.
Militer Korea Selatan mengatakan tidak mengomentari pernyataan Korea Utara.
Kapal selam bertenaga nuklir serang cepat AS itu adalah bagian dari Armada Pasifik AS yang dipersenjatai dengan rudal jelajah Tomahawk, menurut angkatan laut AS.
Korea Utara secara rutin mengkritik keberadaan aset militer AS dan latihan gabungan oleh pasukan AS dan Korea Selatan. Pada hari Minggu, negara itu memperingatkan "konsekuensi yang tidak diinginkan" dengan mengkritik serangkaian latihan yang dilakukan oleh sekutu.
Juru bicara Kementerian Pertahanan Korea Utara tidak menyebutkan latihan tembak terpisah yang dilakukan bersama oleh tentara Korea Selatan dan AS di lapangan tembak di selatan perbatasan Korea yang dimiliterisasi sejak minggu lalu.
Korea Utara telah meningkatkan retorika agresif sejak Donald Trump menjabat bulan lalu untuk masa jabatan keduanya sebagai presiden meskipun komentarnya menunjukkan bahwa ia akan menghubungi pemimpin Korea Utara Kim Jong Un untuk berdialog langsung.