Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Mantan Presiden Rusia, Dmitry Medvedev, percaya bahwa senjata nuklir Rusia justru telah berhasil mencegah Barat mendeklarasikan perang. Medvedev dengan percaya diri menyebut itu sebagai satu-satunya faktor pencegah perang.
Medvedev yang kini menjabat wakil ketua Dewan Keamanan Rusia juga menegaskan bahwa Rusia akan terus melanjutkan perangnya di Ukraina.
"Rusia akan melanjutkan perangnya di Ukraina sampai rezim yang menjijikkan dan hampir fasis di Kyiv disingkirkan dan negara itu didemiliterisasi total," kata Medvedev seperti dikutip Reuters.
Medvedev adalah salah satu pendukung perang yang paling vokal. Dia secara intens telah mengkritik, bahkan menghina, Barat yang dituduh ingin memecah belah Rusia untuk menguntungkan Ukraina.
Baca Juga: Kremlin: Jika Senjata AS Terus Mengalir ke Ukraina, Perang Akan Semakin Buruk
Dalam tulisannya yang terbit di surat kabar Rossiiskaya Gazeta hari Minggu (25/12), Medvedev yakin Barat akan memulai perang jika Rusia tidak memiliki senjata nuklir.
"Satu-satunya hal yang menghentikan musuh kita hari ini adalah pemahaman bahwa Rusia memiliki landasan kebijakan tentang pencegahan nuklir. Jika ancaman nyata itu muncul, itu (senjata nuklir) akan menindak mereka," lanjut Medvedev.
Bagi Medvedev, saat ini Rusia telah mampu untuk meninggalkan hubungan baik dengan negara-negara Barat dan bisa tetap bertahan dengan menjalin hubungan dengan negara di kawasan lain yang lebih bersahabat.
Saat ini Medvedev melihat Barat hanya memiliki satu tujuan, yaitu untuk menghancurkan Rusia. Atas dasar itu, Medvedev yakin dunia akan terus berada di ambang perang.
Baca Juga: Komandan Rusia Dorong Penggunaan Senjata Nuklir untuk Menangkan Perang di Ukraina
"Dunia Barat sedang menyeimbangkan antara keinginan membara untuk mempermalukan, menyinggung, memotong-motong, dan menghancurkan Rusia sebanyak mungkin. Dunia akan terus terhuyung-huyung di ambang Perang Dunia Ketiga dan bencana nuklir," pungkasnya.
Sejak operasi militernya dimulai Februari lalu, Presiden Vladimir Putin dan para pejabatnya telah berulang kali mengatakan bahwa kebijakan Rusia tentang senjata nuklir menyatakan bahwa senjata nuklir dapat digunakan jika ada ancaman terhadap integritas teritorial.
Banyak ahli memperkirakan bahwa saat ini Rusia memiliki persediaan senjata nuklir terbesar di dunia dengan hampir 6.000 hulu ledak.
Awal bulan ini Putin bahkan yakin bahwa ancaman perang nuklir telah meningkat. Namun, ia menegaskan bahwa Rusia tidak akan gegabah dan tetap menjadikan senjata nuklirnya sebagai alat pertahanan.