Sumber: Yonhap,Yonhap | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - SEOUL. Militer Korea Selatan melakukan inspeksi atas kegagalan keamanan perbatasan yang memungkinkan seorang pria Korea Utara melintasi perbatasan yang dijaga ketat tanpa hambatan awal pekan ini.
Pria Korea Utara, yang identitasnya dirahasiakan, ditangkap 14 jam setelah dia melintasi perbatasan pada Selasa (3/11) malam lalu, setelah operasi pencarian ekstensif oleh militer Korea Selatan.
Sejatinya, Korea Selatan memasang sensor di pagar kawat berduri tempat pria itu memanjat, tetapi tidak berbunyi. Sehingga, menimbulkan keraguan tentang keefektifan sensor tersebut.
"Kami sedang melakukan inspeksi dan pemeriksaan sistem," kata juru bicara Kepala Staf Gabungan (JCS) Korea Selatan Kolonel Kim Jun-rak, Kamis (5/11), seperti dikutip kantor berita Yonhap.
Baca Juga: Majelis Rakyat Tertinggi Korea Utara gelar pertemuan langka, ada apa?
"Jika ada bagian yang perlu dilengkapi dalam sistem keamanan ilmiah kami, kami akan mengambil tindakan yang diperlukan," ujar dia.
Tim inspeksi JCS akan melihat sistem keamanan, serta apakah pasukan bereaksi dengan tepat setelah mereka pertama kali melihat pria itu di dekat garis demarkasi militer pada Senin (2/11) malam.
Tak ada pergerakan yang tidak biasa dari pasukan Korea Utara
Militer Korea Selatan menaikkan tingkat kewaspadaan "Jindogae" untuk mengatasi gangguan, pasca pria Korea Utara itu terlihat lagi melintasi pagar yang didirikan di sepanjang pos terdepan Korea Selatan keesokan harinya.
Dia ditemukan pada Rabu (4/11) pagi, sekitar 1,5 kilometer di wilayah Korea Selatan dari pagar perbatasan.
Baca Juga: Korea Utara: Tambah rudal, perilaku sembrono Korea Selatan yang dorong risiko perang
Militer Korea Selatan mengatakan, pria itu tampaknya warga sipil dan telah menyatakan niat untuk membelot ke Korea Selatan, meskipun penyelidikan lebih lanjut diperlukan.
Menurut Kim, tak ada pergerakan yang tidak biasa dari pasukan Korea Utara.
Kejadian itu adalah yang pertama sejak seorang tentara Korea Utara membelot ke Korea Selatan pada 2019. Seorang tentara Korea Utara lainnya menyeberang di 2018.
Dan, dalam insiden 2017 yang lebih dramatis, pasukan Korea Utara menembaki seorang tentara ketika dia mengendarai truk militer melalui Zona Demiliterisasi (DMZ).