Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - Gelombang serangan militer Israel ke kamp pengungsi Nuseirat, Gaza, sejauh ini telah menewaskan 274 orang. Dorongan internasional kepada Israel untuk menghentikan operasi militernya semakin kuat.
Melansir Al Jazeera, hingga hari Minggu (9/6), petugas pertahanan sipil masih menemukan warga Palestina yang tewas atau terluka dari bawah reruntuhan di kawasan kamp pengungsi Nuseirat.
Setidaknya 698 orang mengalami luka-luka, beberapa di antaranya berada dalam kondisi kritis, karena rumah sakit kesulitan menangani aliran korban luka atau jenazah.
Baca Juga: Warga Gaza Terpaksa Konsumsi Makanan Hewan dan Air Limbah
Menurut data Kementerian Kesehatan Gaza, serangan militer Israel sejak Oktober 2023 telah menewaskan sedikitnya 37.084 warga Palestina dan melukai 84.494 lainnya.
Perdana Menteri Mohammad Mustafa mengatakan, Otoritas Palestina sedang mengupayakan sidang darurat Dewan Keamanan PBB mengenai serangan Nuseirat.
Sementara itu, Hamas mengatakan bahwa Amerika Serikat telah memfasilitasi operasi Israel dan sepenuhnya terlibat dalam kejahatan perang yang dilakukan di Gaza.
Baca Juga: Israel Lancarkan Serangan Udara Terhadap Sekolah PBB, Puluhan Orang Tewas di Gaza
Dikecam Komunitas Internasional
Josep Borrell, kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, dalam cuitannya di X mendesak agar pertumpahan darah harus segera diakhiri.
"Laporan dari Gaza mengenai pembantaian warga sipil lainnya sungguh mengerikan. Kami mengutuk keras hal ini," katanya.
Sejalan dengan itu, Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) juga mengutuk aksi Israel yang mereka sebut sebagai pembantaian mengerikan yang dilakukan oleh tentara Israel.
OKI mengutuk operasi militer Israel yang telah mengakibatkan tewasnya ratusan warga Palestina di Nuseirat, dengan kebanyakan dari mereka adalah wanita dan anak-anak.
OKI mendesak dilakukannya penyelidikan, akuntabilitas dan hukuman sesuai dengan hukum internasional, termasuk menekankan pentingnya peran Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) dalam hal ini.