Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - KYIV. Rusia melancarkan serangan udara terbesar sejak invasi penuh ke Ukraina pada Minggu (7/9/2025) dini hari.
Serangan dengan ratusan drone dan rudal ini menghantam ibu kota Kyiv, menewaskan sedikitnya dua orang termasuk seorang bayi, serta membakar gedung utama pemerintahan Ukraina.
Presiden Volodymyr Zelensky mengatakan rentetan serangan juga merusak sejumlah wilayah lain, mulai dari Zaporizhzhia, Kryvyi Rih, dan Odesa hingga wilayah Sumy dan Chernihiv.
Baca Juga: Rusia dan Ukraina Sepakat Tukar Tawanan Perang dan Serahkan 12.000 Jenazah Prajurit
“Pembunuhan semacam ini, padahal diplomasi seharusnya sudah bisa dimulai sejak lama, adalah kejahatan yang disengaja dan hanya memperpanjang perang,” tulis Zelensky di platform X, sembari kembali meminta bantuan pertahanan udara dari sekutu.
Pagi hari setelah serangan, asap tebal tampak membubung dari lantai atas gedung pemerintahan di distrik bersejarah Pecherskyi, menurut saksi mata Reuters.
Di beberapa titik lain di Kyiv, apartemen warga ikut terdampak, memaksa puluhan orang mengungsi ke jalanan sementara petugas berjuang memadamkan api.
Kepala Administrasi Militer Kyiv, Timur Tkachenko, melaporkan jasad seorang bayi ditemukan dari reruntuhan apartemen di distrik Darnytskyi. Seorang perempuan muda juga tewas di kawasan yang sama.
Baca Juga: Rusia dan Ukraina Sepakat Gencatan Senjata di Laut Hitam
Lebih dari 20 orang luka-luka, termasuk seorang perempuan hamil. Wali Kota Vitali Klitschko menambahkan, seorang perempuan lanjut usia meninggal di tempat perlindungan, meski penyebabnya belum dipastikan.
Serangan juga menghancurkan sebagian bangunan sembilan lantai di distrik Sviatoshynskyi. Puing drone yang jatuh memicu kebakaran di sebuah apartemen 16 lantai dan dua gedung sembilan lantai lainnya.
Rentetan Drone Terbesar
Militer Ukraina mencatat Rusia meluncurkan 805 drone dan 13 rudal semalam, jumlah terbanyak sejak invasi dimulai pada Februari 2022.
Dari jumlah itu, 751 drone dan empat rudal berhasil ditembak jatuh. Perdana Menteri Ukraina, Yulia Svyrydenko, menegaskan ini pertama kalinya gedung pemerintahan pusat di Kyiv terkena serangan.
Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim serangan ditujukan pada kompleks militer dan infrastruktur transportasi Ukraina. Baik Rusia maupun Ukraina sama-sama membantah sengaja menyasar warga sipil.
Sebagai respons, militer Ukraina melancarkan serangan ke jalur pipa minyak Druzhba di wilayah Bryansk, Rusia. Serangan itu diklaim menimbulkan kerusakan besar.
Baca Juga: Rusia dan Ukraina Saling Tuduh Langgar Kesepakatan Usai Pembicaran Putin dan Trump
Langkah ini bagian dari strategi Kyiv menekan sektor energi Rusia yang menjadi penopang utama ekonomi dan pendanaan perang.
Ledakan juga mengguncang kota Kremenchuk di Ukraina tengah, memutus pasokan listrik dan merusak jembatan di atas Sungai Dnipro. Di Kryvyi Rih, infrastruktur transportasi menjadi target, sementara di Odesa serangan merusak apartemen dan fasilitas sipil, melukai tiga orang.
Serangan besar ini memperkuat pesimisme bahwa perang akan segera berakhir. Presiden Rusia Vladimir Putin menolak seruan gencatan senjata dan kian percaya diri dengan dukungan China.
Di sisi lain, Presiden AS Donald Trump mengaku frustrasi terhadap Moskow usai pertemuan dengan Putin bulan lalu, namun masih menahan diri dari sanksi tambahan.
Baca Juga: Serangan Besar Rusia Hantam Kyiv dan Kota-Kota di Ukraina: 3 Tewas, Belasan Terluka
Trump menyebut sedang menyiapkan jaminan keamanan bagi Ukraina yang diharapkan bisa menjadi jalan menuju penghentian konflik terbesar di Eropa sejak Perang Dunia II.
Sekutu Eropa Ukraina menegaskan komitmen politik dan militer, meski bentuk bantuan konkret—termasuk kemungkinan pengerahan pasukan masih terus dibahas.