kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.759.000   14.000   0,80%
  • USD/IDR 16.530   -100,00   -0,61%
  • IDX 6.312   88,27   1,42%
  • KOMPAS100 903   6,88   0,77%
  • LQ45 712   2,66   0,38%
  • ISSI 198   3,50   1,80%
  • IDX30 373   2,21   0,60%
  • IDXHIDIV20 448   3,53   0,79%
  • IDX80 103   0,27   0,27%
  • IDXV30 108   0,52   0,49%
  • IDXQ30 122   0,86   0,71%

Rusia dan Ukraina Saling Tuduh Langgar Kesepakatan Usai Pembicaran Putin dan Trump


Rabu, 19 Maret 2025 / 19:25 WIB
Rusia dan Ukraina Saling Tuduh Langgar Kesepakatan Usai Pembicaran Putin dan Trump
ILUSTRASI. Orang-orang meninggalkan lokasi serangan rudal Rusia, di tengah serangan Rusia ke Ukraina, di pusat Kyiv, Ukraina, 20 Desember 2024. REUTERS/Yan Dobronosov


Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  MOSKOW. Rusia dan Ukraina saling menuduh melanggar kesepakatan untuk menahan diri dari serangan terhadap infrastruktur energi. 

Serangkaian serangan pesawat nirawak terjadi beberapa jam setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump melakukan panggilan telepon dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada Selasa (18/3).

Dalam percakapan tersebut, Trump mengusulkan gencatan senjata penuh selama 30 hari, yang sebelumnya telah disetujui oleh Ukraina. Namun, Putin menolak usulan tersebut dan hanya bersedia menghentikan sementara serangan terhadap infrastruktur energi. 

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy menerima usulan itu, tetapi tetap mengecam Rusia karena menolak gencatan senjata menyeluruh.

Baca Juga: Rusia dan Ukraina Saling Tuduh Terkait Hambatan Pertukaran Tawanan Perang

Pada Rabu (19/3), Moskow menuduh Ukraina menyerang stasiun pompa minyak di Rusia selatan. Sementara itu, Kyiv melaporkan bahwa Rusia telah menyerang rumah sakit, permukiman, dan merusak sistem listrik yang memengaruhi jalur kereta api. 

Zelenskiy menegaskan bahwa serangan tersebut menunjukkan Rusia belum siap untuk berdamai. Ia juga menekankan perlunya keterlibatan Amerika Serikat dalam memantau gencatan senjata.

Kremlin mengklaim telah membatalkan rencana serangan terhadap infrastruktur energi Ukraina dan menembak jatuh tujuh pesawat nirawak Rusia yang menuju Ukraina. Namun, Rusia menuding Kyiv tetap melanjutkan serangan dan berusaha menggagalkan perjanjian tersebut.

Reaksi Eropa

Panggilan telepon antara Trump dan Putin memicu kekhawatiran di kalangan sekutu Eropa. Trump sebelumnya berjanji mengakhiri konflik, tetapi pendekatannya terhadap Putin menimbulkan kecemasan terkait perubahan kebijakan luar negeri AS.

Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius menilai penolakan Putin terhadap gencatan senjata penuh sebagai tanda bahwa Moskow tidak mencari perdamaian. Ia menilai tawaran penghentian serangan terhadap infrastruktur energi Ukraina tidak cukup dan Trump harus menekan Rusia lebih lanjut.

Baca Juga: Rusia Buka Peluang Mengatur Ulang Hubungan dengan AS Setelah Trump Klaim Kemenangan

Sebaliknya, beberapa sekutu Eropa menyambut baik perundingan tersebut. Menteri Luar Negeri Italia Antonio Tajani menyebut panggilan itu sebagai langkah awal, dengan pembahasan lebih lanjut akan dilakukan dalam pertemuan di Arab Saudi.

Serangan terhadap infrastruktur energi menjadi salah satu dampak utama perang yang berlangsung hampir tiga tahun. Rusia terus menyerang jaringan listrik Ukraina dengan dalih mendukung operasi militer Kyiv. Namun, serangan tersebut mulai berkurang dalam beberapa bulan terakhir.

Di sisi lain, Ukraina terus mengembangkan kemampuan serangan jarak jauh menggunakan pesawat nirawak, menargetkan lokasi minyak dan gas Rusia yang dianggap sebagai sumber pendanaan perang.

Pada Rabu (19/3), otoritas Ukraina melaporkan pesawat nirawak Rusia merusak dua rumah sakit di Sumy timur laut, meskipun tidak ada korban jiwa.

Serangan di dekat Kyiv melukai seorang pria dan menghancurkan sejumlah bangunan di distrik Bucha. Serangan juga menyebabkan gangguan listrik di Dnipropetrovsk dan Sloviansk.

Baca Juga: Eropa Tak Diajak, AS dan Rusia Bakal Bertemu di Arab Saudi untuk Bahas Ukraina

Militer Ukraina menyatakan bahwa Rusia meluncurkan 145 pesawat nirawak dalam serangan terbaru, dengan 72 di antaranya berhasil ditembak jatuh. Sementara itu, Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim telah menghancurkan 57 pesawat nirawak Ukraina dalam semalam.

Di Rusia selatan, otoritas wilayah Krasnodar melaporkan serangan pesawat nirawak Ukraina memicu kebakaran kecil di depot minyak dekat desa Kavkazskaya. Tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut, tetapi 30 karyawan dievakuasi dan operasi dihentikan sementara.

Selain itu, pengawas penerbangan Rusia Rosaviatsia menangguhkan sementara penerbangan malam dari bandara di Kazan, Nizhny Novgorod, dan Nizhnekamsk demi keselamatan udara.

Situasi di medan perang tetap tegang meskipun ada upaya diplomasi. Serangan yang terus berlangsung menunjukkan bahwa gencatan senjata yang disepakati masih sulit diterapkan secara efektif.

Selanjutnya: Cegah Diabetes Sejak Dini, Ini 4 Cara Membatasi Konsumsi Gula pada Anak

Menarik Dibaca: Cegah Diabetes Sejak Dini, Ini 4 Cara Membatasi Konsumsi Gula pada Anak


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×