Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - HONG KONG. Setelah dua hari tanpa aksi, ribuan orang berkumpul di Chater Garden di Hong Kong, Jumat (16/8) malam. Dimotori sejumlah himpunan mahasiswa Hong Kong yang tergabung dalam Stand with Hong Kong-Power to the People Rally, massa pro-demokrasi bergabung dalam demonstrasi terbaru itu.
Dalam aksinya, mengutip Channelnewsasia.com, mereka menyerukan tindakan dari pemerintah asing atas krisis yang terjadi di Hong Kong. Demonstran juga menuntut Inggris Raya untuk mengeluarkan pernyataan, bahwa China sudah melanggar Deklarasi Bersama Sino-Inggris 1984.
Baca Juga: Insiden Lapangan Tiananmen tidak akan terulang jika China bergerak ke Hong Kong
Perjanjian ini meletakkan cetak biru mengenai bagaimana Hong Kong akan diperintah setelah kembali ke pangkuan China dari Inggris pada 1997 silam.
Hanya, China pernah mengatakan, deklarasi tersebuat merupakan sebuah dokumen sejarah yang tidak lagi memiliki signifikansi. Sementara Inggris menyatakan, itu adalah perjanjian yang sah secara hukum dan berkomitmen untuk menjunjung tinggi.
Para pengunjuk rasa juga menyerukan Amerika Serikat dan Inggris untuk memberlakukan sanksi terhadap mereka yang "bertanggung jawab dan terlibat dalam penindasan hak serta kebebasan di Hong Kong.
Baca Juga: Situasi di Hong Kong semakin memburuk, China tak akan duduk dan menonton
Jutaan orang turun ke jalanan Hong Kong selama beberapa bulan terakhir, yang belakangan berakhir dengan bentrokan yang semakin keras pecah dengan polisi. Protes bermula dari pembahasan Undang-Undang Ekstradisi.
Aksi unjuk rasa bahkan melebar ke Bandara Internasional Hong Kong yang memaksa pembatalan hampir 1.000 penerbangan pekan ini. Demo yang bermula dari aksi menduduki terminal keberangkatan berujung ricuh.
Protes lebih lanjut rencananya bakal berlangsung akhir pekan ini yang kemungkinan bakal melibatkan massa yang lebih besar lagi. Aksi ini sekaligus akan menguji, apakah gerakan yang telah mendapat dukungan luas itu bisa terus bertahan.