kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.922   8,00   0,05%
  • IDX 7.195   54,43   0,76%
  • KOMPAS100 1.105   10,17   0,93%
  • LQ45 876   9,53   1,10%
  • ISSI 221   1,21   0,55%
  • IDX30 447   4,91   1,11%
  • IDXHIDIV20 539   4,62   0,86%
  • IDX80 127   1,20   0,96%
  • IDXV30 134   0,42   0,31%
  • IDXQ30 149   1,27   0,86%

Setahun Serangan Hamas, Netanyahu: Konfrontasi dengan Iran Peluang Pulihkan Citra


Senin, 07 Oktober 2024 / 13:42 WIB
Setahun Serangan Hamas, Netanyahu: Konfrontasi dengan Iran Peluang Pulihkan Citra
Bagi PM Israel, Benjamin Netanyahu, konfrontasi dengan Iran dan sekutunya menawarkan peluang untuk memulihkan citra politiknya.


Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli

Meski Netanyahu belum mengakui tanggung jawab pribadi atas serangan 7 Oktober, ia menyatakan bahwa pertanyaan sulit akan dijawab setelah perang usai, dan menolak seruan untuk mengundurkan diri atau menggelar pemilu dini.

Di luar negeri, Netanyahu menjadi target protes akibat kampanye militer Israel yang menghancurkan Gaza dan menewaskan hampir 42.000 warga Palestina. Pemerintah asing, termasuk Amerika Serikat, mengkritik kampanye ini dan khawatir atas meluasnya konflik ke Lebanon. 

Pengadilan Kriminal Internasional sedang mempertimbangkan permintaan penangkapan Netanyahu atas dugaan kejahatan perang di Gaza.

Baca Juga: Iran Tegaskan Dukung Terus Gerakan Pembebasan Palestina dari Zionis Israel

Di dalam negeri, meski kontroversi terus membayangi, Netanyahu masih mendapat dukungan dari basis pendukungnya yang berhaluan kanan. Ia menyebut langkah ICC sebagai "absurd" dan menganggapnya sebagai serangan terhadap seluruh Israel dan antisemitisme.

Musuh Abadi

Sebelum Israel meningkatkan kampanye militernya terhadap Hizbullah bulan lalu, popularitas Netanyahu di dalam negeri telah mulai pulih selama setahun perang melawan Hamas, kelompok yang dianggap musuh abadi oleh sebagian besar warga Israel. 

Jajak pendapat menunjukkan bahwa partainya, Likud, kembali menjadi yang terkuat di Israel.

Netanyahu juga memperkuat koalisinya dengan membawa kembali sekutu lamanya, Gideon Saar, sehingga meningkatkan mayoritasnya di Knesset menjadi 68 kursi dari total 120. Langkah ini memberinya jaminan stabilitas terhadap mitra koalisi yang kerap memberontak.

Baca Juga: Israel Membom Pusat Beirut dan Tewaskan 6 Orang, 1,2 Juta Warga Lebanon Mengungsi

Setelah berhasil bertahan dari krisis terbesar dalam sejarah Israel, Netanyahu kini berpeluang menyelesaikan masa jabatannya, dengan pemilu berikutnya baru akan diadakan pada 2026.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×