kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

SF Express meraih berkah saat SARS mencuat (3)


Kamis, 27 April 2017 / 14:25 WIB
SF Express meraih berkah saat SARS mencuat (3)


Reporter: Dessy Rosalina | Editor: Tri Adi

Wang Wei memulai bisnis pengiriman barang dengan sederet tantangan. Khususnya status bisnis kargo yang kala itu masih dianggap ilegal oleh Pemerintah China. Bisnis SF Express mencuat ketika penyakit SARS menjangkiti penduduk China. Kala itu, China melarang maskapai komersial untuk terbang. Wei tetap melayani permintaan kargo yang membludak dengan izin pesawat sewa. Sejak saat itu, bisnis SF Express terus berbiak.

Momentum itu merupakan suatu hal yang krusial dalam membangun bisnis. Miliarder Wang Wei menemukan momentum bisnis justru ketika ada musibah. .

Mengutip South China Morning Post, Wei mendirikan Shunfeng Express Group (SF Express) sejak tahun 1990-an. Modal Wei mendirikan SF Express lewat utang alis berasal dari kantong sang ayah sebesar US$13.000.

Sang ayah adalah penerjemah bagi Tentara Komunis China. Sedangkan ibunya seorang guru. Tapi, wei belajar bisnis dari sang paman. Di awal SF Express berdiri, Wei sendiri yang mengantar barang dari Hong Kong melewati perbatasan China.

"Bisnis pengiriman barang saat itu masih ilegal dan disebut black delivery,” ujar Wei. Mengutip Economic Times, keberuntungan mendatangi miliarder berusia 46 tahun ini ketika ada epidemi penyakit SARS di China pada tahun 2003 silam.

Kala itu, larangan terbang menimpa maskapai komersial agar virus SARS tidak tersebar. Di saat semua maskapai komersial tidak dapat melayani jasa kargo, bisnis SF Express justru berkibar.

Sebab, Wei tetap meraih izin menerbangkan pesawat sewaan untuk melayani pengiriman barang. Alhasil, kasus SARS memberikan berkah bagi Wei. Kala itu, hampir semua klien kompetitor berhasil direbut SF Express.

Padahal, Pemerintah China belum mengizinkan pihak swasta menggarap bisnis pengiriman barang hingga 2009. Kendati masih berstatus ilegal, kepiawaian Wei memanfaatkan peluang bisnis saat kasus SARS menjadi titik balik bagi SF Express.

Pelayanan kargo yang stabil dan terpercaya di saat mencuatnya SARS menjadikan SF Express diperhitungkan.  Sejak saat itu, bisnis SF Express terus membesar hingga mendapat julukan "FedEx of China."

Selanjutnya, SF Express meraih gelar sebagai penguasa pasar pengiriman barang di China ketika booming perdagangan online. Saat ini, transaksi e-commerce menyumbang sekitar 20% terhadap total pendapatan.

Gambaran saja, SF Express Group memiliki 36 pesawat kargo dengan 15.000 kendaraan. SF telah memperluas layanannya ke seluruh China Daratan dengan lebih dari 13.000 titik layanan.

Tak cuma lokal, SF Express merambah pasar luar negeri. Saat ini, SF Express mengantarkan barang ke lebih dari 50 negara.

Belum berhenti di situ, Wei berencana membangun bandara udara khusus kargo di kawasan tengah China, Provinsi Hubei. Bandara ini diperkirakan rampung pada 2020 mendatang.

Selain mengandalkan laba, SF Express bisa leluasa ekspansi dengan duit dari investor baru. Mengutip ecommerceiq.asia pada 2013, Wei menjual 25% saham ke konsorsium investor dari Hong Kong yang dipimpin oleh CITIC Capital Holdings Limited.

SF Express juga mencatatkan di bursa efek Shenzhen pada Februari 2017 lalu. Masuknya SF Express ke bursa ini dilakukan dengan cara backdoor listing dengan mengakuisisi perusahaan logam.

Setelah IPO, harga saham SF Express melesat tajam. Kenaikan saham ini didorong oleh pengumuman kinerja SF Express Group tahun 2016 yang bagus.

Tercatat laba bersih perusahaan wei ini sebesar US$ 377,5 juta, sedangkan pendapatan sebesar US$ 8,3 miliar. Kenaikan bisnis dan harga saham membuat pundi-pundi harta Wei kian menggemuk hingga US$ 18,8 miliar.  Hitungan Forbes, Wei merupakan orang terkaya ke-4 di China. Dengan kata lain, harta Wei hanya terpaut dengan tiga miliarder tersohor.

Mereka adalah raja properti Wang Jianlin, raja e-commerce Alibaba Jack Ma dan Ma Huateng atau Pony Ma pemilik Tencent Holdings.                        

(Bersambung)




TERBARU

[X]
×