kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Siap balas AS, China punya senjata pembunuh kapal induk


Senin, 15 Juni 2020 / 10:35 WIB
Siap balas AS, China punya senjata pembunuh kapal induk
ILUSTRASI. Beberapa pesawat dari Carrier Air Wing 5 terbang dalam formasi di atas kapal induk milik Angkatan Laut USS Ronald Reagan di Laut Cina Selatan pada 9 Oktober 2019. Ini terjadi hanya sehari setelah Angkatan Laut AS mengumumkan telah mengkarantina seluruh aw


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - Kondisi hubungan Amerika Serikat (AS) dan China semakin memanas.  Militer AS mengirim tiga kapal induk ke perairan dekat China, sebuah langkahyang jarang terjadi. Aksi pengumpulan kapal induk di perairan dekat China ini dipandang sebagai peringatakan keras bagi Beijing.

Pakar militer China mengatakan pada hari minggu bahwa langkah AS tersebut merupakan tindakan mengekspos kembali politik hegemoniknya di wilayah tersebut.

Baca Juga: Angkatan Udara AS terbangkan pesawat mata-mata dan Pembom B-1B di Laut China Selatan

Ia mengingatkan China dapat menangkalnya dengan mengadakan latihan militer dan menunjukkan kemampuan dan tekadnya untuk menjaga integritas teritorialnya.

Apalagi China memiliki senjata pembunuh kapal induk seperti rudal balistik anti-kapal DF-21D dan DF-26.

Mengutip Global Times, Senin (15/6), tiga kapal induk AS yakni USS Theodore Roosevelt,  USS Nimitz dan USS Ronald Reagen, bersama dengan kapal perang dan pesawat tempur lainnya, tengah berpatroli di perairan Indo-Pasifik, seperti dilaporkan Associated Press pada hari Jumat.

Baca Juga: China kerahkan kapal induk kedua Shandong sebagai respons kehadiran militer AS

Pengerahan kapal induk AS ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara China dan AS terkait covid-19, undang-undang keamanan Hong Kong dan Laut China Selatan.

Sebelumnya ketiga kapal induk tersebut terkena dampak pandemi Covid-19 yang membuat AS tidak memiliki kapal induk yang beroperasi di wilayah pasifik barat selama lebih dari dua bulan.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×