Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pfizer Inc. dan BioNTech SE mengumumkan, peserta penelitian tahap pertama telah mendapatkan uji coba vaksin di Amerika Serikat (AS) dalam rangka uji klinis fase 1/2 program vaksin BNT162 untuk mencegah virus corona baru.
Uji klinis ini merupakan bagian dari program pengembangan global, dan pemberian vaksin pada kelompok pertama di Jerman sudah Pfizer dan BioNTech laksanakan minggu lalu.
Studi fase 1/2 untuk menentukan keamanan, imunogenitas, dan tingkat dosis yang optimal dari empat kandidat vaksin mRNA yang Pfizer dan BioNTech akan evaluasi dalam studi tunggal yang berkelanjutan.
Perhitungan tahapan tingkat dosis yang mereka berikan pada Tahap 1 dalam uji coba Fase 1/2 di AS akan membagi 360 subjek sehat menjadi dua kelompok usia: 18-55 tahun dan 65-85 tahun.
Baca Juga: Coronavac, vaksin buatan Sinovac yang siap produksi 100 juta dosis
"Dalam waktu yang singkat, kurang dari empat bulan, kami dapat bergerak maju dari studi praklinis ke uji coba terhadap manusia dan ini merupakan capaian yang luar biasa," Albert Bourla, Chairman dan CEO Pfizer, dalam keterangan tertulis yang Kontan.co.id terima.
Sekaligus, menunjukkan komitmen Pfizer dan BioNTech dalam mendedikasikan sumber daya terbaik mereka, mulai laboratorium sampai manufaktur dan tahap-tahap selanjutnya, dalam pertempuran melawan virus corona.
Program pengembangan Pfizer dan BioNTech mencakup empat kandidat vaksin, dan masing-masing mewakili kombinasi format mRNA serta target antigen yang berbeda.
Desain terbaru dalam uji coba ini memberikan peluang evaluasi terhadap berbagai kandidat mRNA secara berkelanjutan untuk mengidentifikasi mana yang paling aman dan berpotensi paling efektif terhadap dua kelompok sukarelawan dalam jumlah yang lebih besar.
Baca Juga: Uji vaksin corona berhasil, Cobra Biologics produksi 1 juta dosis sebulan
"Kami optimistis, pengujian beberapa kandidat vaksin ke dalam uji coba terhadap manusia akan memampukan kami mengidentifikasi pilihan vaksinasi yang paling aman dan paling efektif dalam melawan Covid-19,” ungkap Ugur Sahin, CEO dan Co-Founder BioNTech.
Untuk mengantisipasi kesuksesan program pengembangan klinis, Pfizer dan BioNTech berusaha meningkatkan produksinya untuk pasokan global.
Pfizer berencana menggiatkan jaringan manufakturnya yang luas dan melakukan investasi yang berisiko, agar bisa memproduksi vaksin virus corona yang telah dapat lampu hijau dalam waktu secepatnya demi pasien yang sangat membutuhkan di seluruh dunia.
Dengan jangkauan program yang luas tersebut, maka produksi jutaan dosis vaksin pada tahun ini bisa Pfizer dan BioNTech lakukan, dan akan meningkat menjadi ratusan juta dosis di tahun depan.
Baca Juga: Tok, remdesivir dapat persetujuan BPOM AS untuk pasien corona
Pabrik-pabrik milik Pfizer di tiga negara bagian AS (Massachusetts, Michigan, dan Missouri) dan Puurs, Belgia telah mereka tunjuk sebagai pusat produksi vaksin virus corona. Pabrik-pabrik lainnya akan segera Pfizer tentukan.
Dengan adanya lokasi produksi mRNA yang tersedia saat ini di Mainz dan Idar-Oberstein, Jerman, BioNTech berencana meningkatkan kapasitas produksinya untuk menyediakan pasokan global vaksin potensial ini.
BioNTech dan Pfizer akan bekerjasama untuk mengkomersialkan vaksin di seluruh dunia dengan persetujuan regulator di berbagai negara di seluruh dunia, kecuali China karena BioNTech berkolaborasi dengan Fosun Pharma untuk BNT162 dalam pengembangan klinis dan komersialisasi.