Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Presiden Amerika Donald Trump mengatakan pada hari Senin (15/6/2020) bahwa AS akan memangkas jumlah pasukan yang ditempatkannya di Jerman menjadi 25.000. Itu artinya, terjadi pengurangan sekitar 9.500 tentara yang kemungkinan akan membuat marah anggota Republik di Kongres dan sekutu NATO AS.
Melansir Reuters, dalam pernyataannya kepada wartawan, Trump mengeluh bahwa Jerman tidak menghabiskan cukup dana untuk pertahanan seperti yang dipersyaratkan oleh aliansi NATO. Dia mengatakan, jika Jerman belum juga mengeluarkan lebih banyak dana, maka Amerika Serikat akan memindahkan pasukannya.
Baca Juga: Negara Eropa Kembali Buka Perbatasan, Jerman Waspada Potensi Gelombang Kedua
Pernyataan Trump mencerminkan konfirmasi resmi pertama dari pemangkasan pasukan seperti yang diberitakan pertama kali oleh Wall Street Journal pada tanggal 5 Juni dan kemudian dikonfirmasi ke Reuters oleh pejabat senior AS yang berbicara dengan syarat anonimitas.
Pejabat itu mengatakan, keputusan tersebut merupakan hasil dari kerja keras kepemimpinan militer AS selama berbulan-bulan dan tidak ada hubungannya dengan ketegangan antara Trump dan Kanselir Jerman Angela Merkel. Sebelumnya diberitakan, Merkel menggagalkan rencana Trump untuk menjadi tuan rumah KTT Kelompok Tujuh (G7) secara langsung pada bulan ini.
Baca Juga: Jerman alokasikan US$ 563 juta untuk tingkatkan pelatihan pekerja terdampak Covid-19
Akan tetapi, sumber-sumber lain yang akrab dengan masalah itu mengatakan, sejumlah pejabat AS di Gedung Putih, Departemen Luar Negeri dan Pentagon terkejut dengan keputusan itu. Mereka memberikan penjelasan mulai dari kekesalan Trump atas G7 hingga pengaruh Richard Grenell, mantan duta besar AS untuk Jerman dan loyalis Trump.
Keputusan Trump dipastikan akan menyebabkan hubungan AS dengan Jerman memanas. Sebelumnya diberitakan, Jerman mengatakan, rencana Amerika Serikat (AS) untuk menarik pasukan dari negeri panzer bakal "mengguncang pilar hubungan Trans-Atlantik"
Baca Juga: Mantan dubes AS: Trump bakal tarik pasukan AS dari Korea, Jepang, dan negara lain
Meski demikian, Peter Beyer, Koordinator Jerman untuk Hubungan Trans-Atlantik, mengatakan kepada Reuters, Senin (8/6), menegaskan, hubungan antara Jerman dan AS belum bercerai.
"Tapi, kami sudah berada pada tingkat hidup bersama yang jauh lebih rendah dari sebelumnya. Sangat menyedihkan, karena apa yang terjadi bukan demi kepentingan Jerman, Eropa, atau Amerika," katanya, Senin (6/8).
Baca Juga: Analis: Taktik prajurit serigala China bisa ikut menyeret sekutu AS ke Perang Dingin
“Kami berada dalam kompetisi sistemik dengan China. Tetapi, Barat sedang melemahkan dirinya sendiri,” ujarnya seraya menambahkan, Kanselir Angela Merkel tidak menolak undangan Presiden AS Donald Trump untuk menghadiri KTT G7 tetapi belum menerimanya karena penguncian virus corona baru.
Langkah penarikan pasukan adalah sentuhan terbaru dalam hubungan antara Berlin dan Washington yang sering tegang selama Pemerintahan Trump. Trump telah menekan Jerman untuk meningkatkan pengeluaran pertahanan dan menuduh Berlin sebagai "tawanan" Rusia karena sebagian mengandalkan energi dari negeri beruang merah.
Baca Juga: Rencana Donald Trump Tarik Ribuan Pasukan AS dari Jerman Membingungkan
Thomas Kleine-Brockhoff, Vice President at German Marshall Fund of United State, yang mempromosikan hubungan AS-Eropa, mengatakan, keputusan penarikan pasukan “bukan balas dendam”.