Sumber: Cointelegraph | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ethereum (ETH) terus menjadi salah satu aset kripto paling dominan di dunia. Hingga Agustus 2025, data on-chain menunjukkan bahwa 10 alamat terbesar menguasai sekitar 83,9 juta ETH atau sekitar 70% dari total pasokan beredar.
Fakta ini memunculkan pertanyaan besar di komunitas kripto: siapa sebenarnya yang memegang mayoritas Ether?
Jawabannya tidak hanya individu, tetapi juga mencakup kontrak pintar level protokol, bursa kripto besar, dana ETF, hingga perusahaan publik yang menjadikan ETH sebagai bagian dari strategi keuangan mereka.
Per Juni 2025, total pasokan beredar ETH tercatat sekitar 120,71 juta koin. Setelah pembaruan Pectra pada Mei 2025, laju penerbitan ETH stabil mendekati net zero, memperkuat narasi Ether sebagai aset deflasi. Kondisi ini menjadi latar belakang distribusi kepemilikan ETH yang semakin terkonsentrasi.
Pemegang ETH Terbesar
Hingga 4 Agustus 2025, Beacon Deposit Contract tercatat memegang 65,88 juta ETH, setara dengan 54,58% dari total suplai beredar.
Kontrak pintar ini berfungsi sebagai gerbang utama validator Ethereum, di mana setiap validator wajib menyetor 32 ETH untuk dapat berpartisipasi dalam mengamankan jaringan.
Meski fungsi penarikan telah tersedia sejak 2023, dana dalam kontrak tidak bisa segera dicairkan. Validator harus keluar dari set aktif, menunggu sekitar 27 jam unbonding period, sebelum ETH bisa dilepas.
Dengan mekanisme ini, Beacon Contract bukanlah individu, melainkan jaringan Ethereum itu sendiri yang menjadi pemegang ETH terbesar di dunia.
Baca Juga: BlackRock Perbesar Kepemilikan Ethereum
Bursa Kripto sebagai Pemegang ETH Terbesar Kedua
Selain kontrak Beacon, bursa kripto besar juga menjadi salah satu pemegang ETH terbesar. Hingga 22 Agustus 2025, data menunjukkan:
-
Coinbase: 4,93 juta ETH (4,09% suplai)
-
Binance: 4,23 juta ETH (3,51%)
-
Bitfinex: 3,28 juta ETH (2,72%)
-
Base Network bridge: 1,71 juta ETH (1,4%)
-
Robinhood: 1,66 juta ETH (1,37%)
-
Upbit: 1,36 juta ETH (1,13%)
Kepemilikan ini digunakan untuk likuiditas bursa, staking derivatives (seperti cbETH), hingga jembatan aset lintas jaringan (bridging).
Dana ETF dan Institusi Finansial
Tahun 2025 menandai kebangkitan institusi besar dalam kepemilikan ETH.
-
BlackRock iShares Ethereum Trust (ETHA) mencatat arus masuk dana senilai US$9,74 miliar dan kini memegang lebih dari 3 juta ETH (2,5% suplai).
-
Grayscale ETHE masih menjadi pemain penting dengan 1,13 juta ETH.
-
Fidelity Ethereum Fund (FETH) mencapai arus masuk US$1,4 miliar sejak diluncurkan pada 2024.
-
Bitwise memperluas mandat investasinya dari Bitcoin ke ETH, dengan fitur staking.
Secara total, institusi finansial ini menguasai lebih dari 5 juta ETH (4,4% suplai), memperlihatkan adopsi Ether yang semakin regulatif dan mainstream.
Baca Juga: Ethereum Diproyeksi Tembus US$ 6.000, Solana US$ 520 dan Cardano US$ 1,5 di Tahun Ini
Perusahaan Publik sebagai Whale Ethereum Baru
Selain institusi keuangan, sejumlah perusahaan publik kini mulai menjadikan ETH sebagai bagian dari aset kas (treasury asset) mereka, mirip dengan strategi perusahaan besar yang menyimpan Bitcoin. Contoh perusahaan tersebut antara lain:
-
Bitmine Immersion Technologies (NYSE: BMNR): 776.000 ETH
-
SharpLink Gaming (Nasdaq: SBET): 480.000 ETH
-
Bit Digital (Nasdaq: BTBT): 120.000 ETH
-
BTCS (Nasdaq: BTCS): 70.028 ETH
Mayoritas kepemilikan ini aktif di-stake dengan imbal hasil 3%-5% APY, menambah keuntungan selain apresiasi harga.
Individu Pemegang ETH Terbesar
Meski institusi dan kontrak pintar mendominasi, beberapa individu tetap masuk daftar whale Ethereum 2025:
-
Vitalik Buterin (co-founder Ethereum): 250.000–280.000 ETH (~US$950 juta)
-
Rain Lõhmus (co-founder LHV Bank): 250.000 ETH (tidak bisa diakses karena kehilangan private key)
-
Cameron & Tyler Winklevoss: 150.000–200.000 ETH
-
Joseph Lubin (co-founder Ethereum & CEO ConsenSys): 500.000 ETH (US$1,2 miliar, perkiraan)
-
Anthony Di Iorio (co-founder Ethereum): 50.000–100.000 ETH
Baca Juga: BlackRock, Fidelity, dan Grayscale Borong Ethereum Senilai US$1 Miliar dalam Sehari
Bagaimana Melacak Distribusi ETH?
Beberapa alat analitik blockchain digunakan untuk melacak kepemilikan ETH:
-
Nansen Token God Mode: mengelompokkan wallet dan melacak aliran dana.
-
Dune Analytics: memisahkan akun eksternal (EOA) dengan kontrak pintar.
-
Etherscan: menandai alamat berdasarkan riwayat transaksi dan bukti komunitas.
Meski begitu, keterbatasan tetap ada. Misalnya, alamat deposit ulang dapat menggandakan data, cold wallet sulit diidentifikasi, dan privasi dapat menyembunyikan pemilik sebenarnya. Artinya, daftar whale ETH 2025 lebih bersifat estimasi daripada representasi mutlak.