kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Sikap Anti-Jepang di China Menguat Pasca Pembuangan Limbah PLTN Fukushima ke Laut


Senin, 28 Agustus 2023 / 09:25 WIB
Sikap Anti-Jepang di China Menguat Pasca Pembuangan Limbah PLTN Fukushima ke Laut
ILUSTRASI. Aktivis menghadiri protes di Majelis Nasional di Seoul, Korea Selatan, 24 Agustus. REUTERS/Kim Hong-Ji


Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - TOKYO. Sentimen anti-Jepang di China tumbuh semakin subur sejak Negeri Samurai itu memutuskan untuk membuang limbah PLTN Fukushima ke laut pekan lalu.

Mengutip Kyodo, beberapa gangguan mulai dialami warga negara Jepang yang tinggal di China. Seruan untuk memboikot produk Jepang pun mulai tersebar di internet.

Hari Kamis (24/8) pekan lalu, sebuah batu dilemparkan ke halaman sebuah sekolah Jepang di Qingdao. Satu hari setelahnya, pelemparan telur terjadi  di sekolah Jepang lainnya di Suzhou di Provinsi Jiangsu.

Di dunia maya, pengguna media sosial China menyerukan protes terhadap Jepang dan memboikot produk-produk mereka. Aksi protes tersebut memicu adanya pengamanan ketat di sekitar kantor diplomatik Jepang di China.

Baca Juga: Jepang Buang Limbah PLTN ke Laut, China: Mereka Egois dan Tidak Bertanggung Jawab

Sejumlah panggilan telepon yang mengganggu juga diterima Jepang sejak dimulainya pembuangan limbah air PLTN Fukushima. Pihak Tokyo pun telah menegur Beijing dan meminta publiknya bersikap lebih tenang.

"Panggilan telepon yang mengganggu tersebut sangat disesalkan dan mengkhawatirkan. Kami ingin pemerintah China mengambil tindakan yang tepat, seperti dengan meminta masyarakat untuk bereaksi dengan tenang," kata Kementerian Luar Negeri Jepang kepada Kedutaan Besar China.

Panggilan telepon bernuansa teror itu salah satunya dialami oleh pusat kebudayaan di Daerah Edogawa di Tokyo. Telepon masuk dengan kode negara China, 86. Penelepon umumnya menyampaikan pesan "jangan membuang air ke laut" dalam bahasa Jepang, China, atau Inggris.

Gangguan serupa juga dirasakan oleh institusi medis dan restoran.

Kedutaan Besar Jepang di Beijing telah memperingatkan bahwa aksi tersebut bisa masuk kategori kriminal karena panggilan yang ditujukan ke fasilitas komersial dapat mengakibatkan kerugian ekonomi. Panggilan yang ditujukan ke rumah sakit dianggap dapat membahayakan nyawa.

Baca Juga: China Blokir Produk Seafood Jepang Buntut Pembuangan Limbah PLTN Fukushima

PLTN Fukushima Daiichi hancur pada Maret 2011 akibat gempa bumi berkekuatan 9,0 SR yang menimbulkan gelombang tsunami dahsyat yang menyebabkan kehancuran di tiga reaktor.

Selama bertahun-tahun Jepang terus berusaha mendinginkan sisa-sisa reaktor untuk mencegah ledakan. Air yang digunakan sebagai pendingin masih terkumpul di sekitar PLTN dan belum kunjung dibuang karena dianggap masih terkontaminasi radioaktif.

Tangki air yang dipasang di kompleks Fukushima kini menampung sekitar 1,34 juta ton air olahan, sudah mendekati kapasitas maksimalnya dan diperkirakan akan mencapai batasnya pada awal tahun 2024.

Pembuangan pertama yang dilakukan pada hari Kamis dan diperkirakan akan selesai dalam 17 hari. Pada periode pembuangan pertama ini PLTN Fukushima Daiichi melepas hingga 7.800 meter kubik limbah air.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×