Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Keputusan Jepang untuk membuang limbah air PLTN Fukushima ke laut memicu kritik dari sejumlah negara, termasuk China yang merupakan tetangga dekatnya.
Kementerian Ekologi dan Lingkungan China pada hari Kamis (24/8) secara terbuka menyebut Jepang sangat egois dan tidak bertanggung jawab karena telah mengambil keputusan tersebut.
Otoritas China itu menilai Jepang telah menempatkan kepentingannya sendiri di atas kesejahteraan umat manusia.
Baca Juga: China ajak Jepang bekerja sama untuk kelola limbah air radioaktif Fukushima
"Kami mendesak pihak Jepang untuk memperhatikan suara komunitas internasional, melakukan pembuangan air yang terkontaminasi nuklir dengan cara yang ilmiah, aman dan transparan, dan menerima pengawasan internasional yang ketat," kata pihak kementerian dalam pernyataannya, dikutip Xinhua.
Merespons kebijakan tersebut, China akan memperkuat pemantauan radiasi di wilayah laut yang ada di bawah yurisdiksinya mulai tahun ini untuk melacak dan mengevaluasi dampak yang mungkin timbul dari pelepasan radiasi PLTN Fukushima.
China juga telah melakukan pemantauan yang sama pada tahun 2021 dan 2022. Semua produk makanan laut yang berasal dari Jepang mendapatkan pengamatan paling serius.
Baca Juga: Bikin cemas, Jepang buang limbah air radioaktif dari PLTN Fukushima ke laut
Pembuangan Limbah Air PLTN Fukushima
Awal pekan ini pemerintah Jepang mengumumkan akan membuang limbah air yang digunakan untuk mendinginkan bahan bakar nuklir yang meleleh di PLTN Fukushima ke laut.
Jepang menegaskan bahwa air yang dibuang telah melalui sistem pemrosesan cairan canggih yang mampu menghilangkan sebagian besar radionuklida, kecuali tritium.
Mengutip Kyodo, Tokyo Electric Power Company Holdings Inc. (TEPCO) yang bertanggung jawab dalam pelepasan limbah ini, mengatakan bahwa pembuangan akan dimulai hari Kamis sekitar pukul 1 siang waktu Jepang.
Baca Juga: Jepang akan Membuang Air Limbah PLTN Fukushima ke Laut Mulai 24 Agustus 2023
Tangki air yang dipasang di kompleks Fukushima kini menampung sekitar 1,34 juta ton air olahan, sudah mendekati kapasitas maksimalnya dan diperkirakan akan mencapai batasnya pada awal tahun 2024.
Air tersebut akan dilarutkan dengan air laut hingga mencapai tingkat konsentrasi tertentu yang diizinkan menurut standar keselamatan Jepang. Setelahnya, air akan dibuang lewat terowongan bawah laut yang memiliki panjang 1 kilometer dari PLTN.
TEPCO berencana untuk mulai memantau bahan radioaktif di perairan dekat pembangkit listrik pada hari Kamis dan merilis data paling cepat keesokan harinya.