kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Jepang akan Membuang Air Limbah PLTN Fukushima ke Laut Mulai 24 Agustus 2023


Rabu, 23 Agustus 2023 / 07:53 WIB
Jepang akan Membuang Air Limbah PLTN Fukushima ke Laut Mulai 24 Agustus 2023
ILUSTRASI. Jepang akan mulai membuang lebih dari 1 juta metrik ton air limbah radioaktif yang telah diolah dari PLTN Fukushima. Kyodo/via REUTERS


Reporter: Ferry Saputra | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - TOKYO. Jepang akan mulai membuang lebih dari 1 juta metrik ton air limbah radioaktif yang telah diolah dari pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Fukushima yang hancur ke laut mulai 24 Agustus 2023. Jepang meneruskan rencana yang dikritik habis-habisan oleh China.

Melansir Reuters Selasa (22/8), rencana tersebut disetujui dua tahun lalu oleh pemerintah Jepang sebagai langkah penting untuk menonaktifkan PLTN yang dioperasikan oleh Tokyo Electric Power Company. Langkah itu juga menghadapi kritik dari kelompok nelayan lokal yang khawatir akan tercorengnya reputasi hasil ikan dari wilayah setempat.

"Saya berharap pembuangan air limbah ke laut akan dimulai pada 24 Agustus, jika kondisi cuaca memungkinkan," kata Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida.

Baca Juga: Babak Baru Bencana Fukushima

Pengumuman itu muncul sehari setelah pemerintah mengatakan bahwa mereka telah memberikan pemahaman kepada industri perikanan atas pembuangan air limbah radioaktif ke Samudra Pasifik. Pengumuman itu disampaikan ketika kelompok-kelompok nelayan mengatakan bahwa mereka masih khawatir kerusakan reputasi akan merusak mata pencaharian mereka.

Air radioaktif pada awalnya akan dibuang dalam porsi yang lebih kecil dan dengan pemeriksaan ekstra. Adapun pembuangan pertama sebesar 7.800 meter kubik selama 17 hari mulai Kamis (24/8).

Menurut Tepco air radioaktif tersebut akan mengandung sekitar 190 becquerel tritium per liter, di bawah batas air minum Organisasi Kesehatan Dunia sebesar 10.000 becquerel per liter. Becquerel adalah satuan radioaktif.

Jepang telah mengatakan bahwa pelepasan air radioaktif tersebut aman. The International Atomic Energy Agency (IAEA) dan pengawas nuklir PBB, memberikan lampu hijau untuk rencana tersebut pada Juli 2023. Mereka mengatakan bahwa rencana tersebut telah memenuhi standar internasional dan dampaknya terhadap manusia serta lingkungan dapat diabaikan.

Sekitar 56% responden dalam survei yang dilakukan oleh lembaga penyiaran Jepang, FNN, pada akhir pekan lalu menyatakan bahwa mereka mendukung rencana tersebut, sedangkan 37% lainnya menentang.

"IAEA dan banyak negara lain telah mengatakan bahwa itu aman, jadi saya percaya. Namun, para nelayan menghadapi begitu banyak masalah sehingga pemerintah Jepang perlu melakukan sesuatu untuk meyakinkan mereka," ujar seorang pekerja LSM berusia 77 tahun, Hiroko Hashimoto.

Akan tetapi, rencana itu justru menuai kekhawatiran dari para negara tetangga. China sempat mengkritik rencana Jepang itu.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin menyebut langkah tersebut sangat egois. Dia mengatakan bahwa China sangat prihatin dengan keputusan tersebut dan telah mengajukan keluhan resmi.

Wang mengatakan bahwa China akan mengambil semua langkah yang diperlukan untuk melindungi lingkungan laut, keamanan pangan, dan kesehatan masyarakat.

Kepala Eksekutif Hong Kong John Lee menyebut pembuangan tersebut tidak bertanggung jawab dan mengatakan bahwa Hong Kong akan segera mengaktifkan kontrol impor terhadap makanan laut Jepang dari wilayah  Tokyo dan Fukushima mulai Kamis (24/8).

Baca Juga: Mengapa Negara-Negara Tetangga Jepang Panik atas Pembuangan Air Fukushima?

Larangan tersebut juga akan diterapkan oleh Makau, yang akan mencakup makanan laut hidup, beku, dingin, kering, garam laut, dan rumput laut.

Korea Selatan mengatakan dalam suatu pernyataan yang dirilis pada Selasa (22/8), bahwa mereka tidak melihat adanya masalah dengan aspek ilmiah atau teknis dari rencana tersebut, tetapi tidak serta merta setuju atau mendukungnya.

Masalah itu mengharuskan Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol untuk menjaga hubungan baik dengan Jepang sambil mengambil risiko reaksi konsumen di dalam negeri.

Meskipun ada kegelisahan di luar negeri, Kishida mengatakan bahwa dirinya yakin pemahaman yang akurat tentang masalah itu telah menyebar di komunitas internasional.

Jepang mengatakan akan menghilangkan sebagian besar unsur radioaktif dari kandungan air kecuali tritium, isotop hidrogen yang harus diencerkan karena sulit disaring.

"Pembangkit listrik tenaga nuklir di seluruh dunia telah secara rutin membuang air yang mengandung tritium selama lebih dari 60 tahun tanpa membahayakan manusia atau lingkungan, sebagian besar pada tingkat yang lebih tinggi daripada 22 TBq per tahun yang direncanakan untuk Fukushima," ujar Tony Irwin, seorang profesor di Australian National University.

Seorang pejabat Jepang mengatakan bahwa hasil tes pertama air laut setelah pembuangan mungkin akan dipublikasikan pada awal September 2023. Jepang juga akan menguji ikan di perairan dekat PLTN dan mengumumkan hasil tes di situs web kementerian pertanian. 


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×