kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sindikat Kriminal Dunia Transaksi Kripto, Ini Daftarnya dari Jerman Hingga Korut


Selasa, 07 Juni 2022 / 13:14 WIB
Sindikat Kriminal Dunia Transaksi Kripto, Ini Daftarnya dari Jerman Hingga Korut
ILUSTRASI. Harga Bitcoin.


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Lamgiat Siringoringo

KONTAN.CO.ID -  NEW YORK. Jaringan kriminal dunia banyak menggunakan transaksi menggunakan mata uang kripto. Ketakutan publik soal penggunaan mata uang digital untuk transaksi kejahatan rupanya memang terbukti. 

Hal ini terlihat dalam laporan investigasi Reuters (7/6), yang menunjukkan kalau transaksi di raksasa kripto Binance yang memiliki sekitar 120 juta pengguna dan perdagangan ratusan miliar dolar per bulan ini kini telah menjadi pusat pencucian dana terlarang.

Setidaknya, Binance telah memproses transaksi dengan total setidaknya US$ 2,35 miliar yang berasal dari peretasan, penipuan investasi, dan penjualan obat-obatan terlarang pada periode 2017 hingga 2021.

Lalu peneliti crypto Chainalysis, yang disewa oleh lembaga pemerintah AS untuk melacak aliran ilegal, menyimpulkan dalam laporan tahun 2020 bahwa Binance menerima dana kriminal dengan total US$ 770 juta pada tahun 2019 saja, lebih banyak daripada pertukaran kripto lainnya.

Nah beberapa negara memang sudah melaporkan hal itu. Misalnya saat polisi Jerman mengatakan penyelidik mulai melihat penjahat di Eropa beralih ke Binance untuk mencuci beberapa hasil dari skema penipuan investasi yang menyebabkan korban, banyak dari mereka pensiunan, yang kehilangan total 750 juta euro atau setara US$ 800 juta.

Lalu Crystal Blockchain, sebuah perusahaan analisis yang berbasis di Amsterdam yang membantu perusahaan dan pemerintah melacak dana kripto, menunjukkan bahwa dari 2017 hingga 2022, pembeli dan penjual di pasar obat darknet terbesar di dunia bernama Hydra menggunakan Binance untuk melakukan dan menerima pembayaran kripto senilai US$ 780 juta.

Selanjutnya,  kelompok peretas Korea Utara yang dikenal sebagai Lazarus pun dikenal juga menggunakan Binance sebagai alat untuk mengaburkan jejak uang yang mereka curi. Adapun, kejahatan Lazarus ini ialah masuk ke bursa kripto Slovakia kecil dan mencuri mata uang virtual senilai sekitar US$ 5,4 juta yang diprediksi ditujukan untuk mendanai program senjata nuklir Korea Utara.

Cara kerjanya, para peretas ini membuka setidaknya dua lusin akun anonim di Binance dan memperdagangkan kripto yang dicuri dari Eterbase, bursa Slovakia. salah satu pendiri Eterbase Robert Auxt pun bilang perusahaannya tidak dapat menemukan atau memulihkan dana tersebut karena sifat anonim dari akun tersebut.

“Binance tidak tahu siapa yang memindahkan uang melalui pertukaran mereka,” ujar Robert.

Beberapa kejadian tersebut pun menunjukkan bahwa kurangnya pengawasan dari Binance sendiri terkait aktivitas kripto ilegal. Meskipun, saat ini mereka telah membuat tim forensik untuk meningkatkan hal tersebut.

Jika ditarik ke belakang, wajar saja jika pengawasan terkait transaksi ilegal di Binance tak begitu ketat. Sebab, CEO Binance Changpeng Zhao atau dikenal CZ pada awal-awal membangun Binance di 2017 hanya fokus pada memastikan Binance mengambil alih pertukaran mata uang kripto yang lebih besar dan menangkis persaingan dari saingan yang lebih kecil.

"Lakukan segalanya untuk meningkatkan pangsa pasar kami, dan tidak ada yang lain. Laba, pendapatan, kenyamanan, dll, semuanya ada di urutan kedua." tulis Zhao kala itu.

Ditambah, Binance telah mengizinkan para pedagang di platformnya untuk membeli dan menjual koin yang disebut Monero, mata uang kripto yang menawarkan anonimitas kepada pengguna yang mengaburkan alamat digital pengirim dan penerima.

Monero terbukti populer di kalangan pengguna Binance. Pada akhir Mei lalu, Binance memproses perdagangan Monero senilai sekitar $50 juta sehari, jauh lebih banyak daripada pertukaran lainnya, menurut data dari situs web CoinMarketCap.

Lembaga penegak hukum di Eropa dan Amerika Serikat telah memperingatkan bahwa anonimitas Monero menjadikannya alat yang potensial untuk pencucian uang. Departemen Kehakiman AS, dalam sebuah laporan tahun 2020, mengatakan pihaknya menganggap penggunaan cryptocurrency yang ditingkatkan anonimitas seperti Monero berisiko tinggi yang mengindikasikan kemungkinan tindakan kriminal.

Meskipun demikian, Binance pun saat ini terus menyelidiki semua tuduhan pelanggaran di platformnya dan mengambil tindakan yang tepat jika penyelidiknya mengungkap kesalahan.



 




TERBARU

[X]
×