Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - CHICAGO. Perusahaan swasta yang dijalankan oleh perusahaan China membeli setidaknya 10 kapal kedelai AS pada Kamis (12/9). Menurut sejumlah trader, nilai pembelian itu merupakan yang terbesar sejak Juni 2019. Pembelian ini dilakukan menjelang pertemuan tingkat tinggi antara AS dan China yang bertujuan untuk mengakhiri perang dagang bilateral yang sudah berlangsung lebih dari satu tahun terakhir.
Menurut sumber Reuters yang mengetahui masalah ini, pembelian kedelai yang melampaui 600.000 ton merupakan pembelian terbesar yang dilakukan oleh perusahaan swasta China dalam setahun terakhir. Kedelai tersebut dijadwalkan akan dikirimĀ dari terminal ekspor Pacific Northwest AS dari Oktober hingga Desember mendatang.
Baca Juga: Jelang pembicaraan dengan China, Trump siap pertahankan bahkan kerek tarif impor
Pembelian ini merupakan indikasi lain bahwa ketegangan perdagangan antara Washington dan Beijing mulai mereda.
Melansir Reuters, pada pekan ini Beijing sudah memperbarui janjinya untuk membeli barang-barang agrikultur seperti babi dan kedelai. Ini merupakan barang-barang yang paling bernilai dari ekspor pertanian AS. Pembelian produk agrikultur merupakan kunci utama dari persyaratan AS untuk kesepakatan perjanjian dagang. Namun kedua belah pihak masih berseberangan antara satu sama lain terkait masalah lain.
Pembelian kedelai pada Kamis kemarin merupakan yang terbesar yang dilakukan oleh perusahaan importir China sejak Beijing menaikkan tarif impor sebesar 25% atas kedelai AS pada Juli 2018, sebagai aksi balasan atas kenaikan tarif AS terhadap barang-barang China. Tarif pajak kembali dinaikkan sebesar 5% pada bulan ini.
Baca Juga: Donald Trump minta bunga The Fed jadi negatif, ini plus minusnya
Pembelian kedelai lainnya selama setahun terakhir sebelumnya dilakukan hampir secara eksklusif oleh perusahaan-perusahaan milik pemerintah China yang dibebaskan dari tarif impor yang tinggi.
Beijing pada bulan Juli menawarkan untuk membebaskan lima perusahaan swasta dari tarif impor kedelai AS yang tiba pada akhir tahun. Akan tetapi sangat sedikit kesepakatan yang terjadi sebelum akhirnya pembelian ditangguhkan.
"Saya kagum bahwa pada hari di mana mereka mengizinkan perusahaan untuk membeli dari Amerika Serikat, di sini kami langsung mendapatkan pesanan secara cepat," kata Jack Scoville, wakil presiden dari Price Futures Group di Chicago.
"Jelas, mereka berusaha menunjukkan apa yang bisa mereka lakukan jika kita kembali ke hubungan perdagangan yang normal," katanya.
Baca Juga: Trump setuju menunda kenaikan tarif produk China
Pada hari yang sama, Departemen Pertanian AS (USDA) merilis laporan bahwa China membeli sekitar 10.878 ton daging babi AS pada pekan yang berakhir 5 September. Ini merupakan pembelian mingguan terbesar sejak Mei lalu.
Pedagang daging di AS telah mengantisipasi terjadinya kekurangan pasokan daging babi di China karena wabah demam babi Afrika. Ini merupakan penyakit babi yang sangat fatal sehingga telah mengurangi jumlah ternak babi di China hingga sepertiga sejak wabah itu melanda China lebih dari setahun yang lalu. Karena itu, China bersedia melakukan pembelian dari AS meskipun ada kenaikan tarif 72%.
Baca Juga: Trump sambut baik pengecualian tarif beberapa produk AS oleh China
Data yang dihimpun Reuters menunjukkan, ekspor kedelai AS ke China anjlok dalam selama terjadi perselisihan bilateral kedua belah pihak. Alhasil, terjadi kelebihan suplai yang pada akhirnya menyebabkan harga kedelai AS terjun bebas mendekati level terendahnya dalam satu dekade terakhir.
Sejak perang dagang dimulai, China mengalihkan pembelian kedelainya ke Amerika Selatan. Penjualan kedelai AS ke China pada 2018 merosot 74% dari tahun sebelumnya ke level terendah 16 tahun.