kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Skandal doping, Rusia dilarang ikut Olimpiade dan Piala Dunia


Senin, 09 Desember 2019 / 21:07 WIB
Skandal doping, Rusia dilarang ikut Olimpiade dan Piala Dunia
ILUSTRASI. Stadion Nasional baru Jepang untuk Olimpiade Tokyo 2020 diperkenalkan kepada media massa di Tokyo, 3 Juli 2019.


Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - LAUSANNE. Badan Anti-Doping Dunia (WADA) melarang Rusia tampil dalam event olahraga global, termasuk Olimpiade Tokyo 2020, Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022, dan Piala Dunia FIFA 2022 di Qatar.

Keputusan Komite Eksekutif WADA itu keluar setelah menyimpulkan bahwa Rusia telah merusak data laboratorium, dengan menyertakan bukti palsu dan menghapus file terkait tes doping positif yang bisa membantu mengidentifikasi obat.

"Daftar lengkap rekomendasi telah diterima dengan suara bulat," kata James Fitzgerald, juru bicara WADA, usai pertemuan komite eksekutif badan ini di Lausanne, Swiss, Senin (9/12), seperti dikutip Reuters.

Baca Juga: China mulai membuka pendaftaran relawan untuk Olimpiade musim dingin 2022

Meski begitu, atlet Rusia masih boleh tampil di Olimpiade Tokyo tahun depan. Tapi dengan syarat, bisa menunjukkan bahwa mereka bukan bagian dari apa yang WADA yakini sebagai sistem doping yang disponsori negara.

"Mereka harus bisa membuktikan mereka tidak ada hubungannya dengan ketidakpatuhan, mereka tidak terlibat dalam skema doping, atau mereka tidak memiliki sampel hasil manipulasi," tegas Fitzgerald.

Rusia, yang berusaha menunjukkan diri sebagai kekuatan olahraga global, telah terlibat dalam skandal doping sejak 2015. WADA ketika itu menemukan bukti doping massal dalam atletik Rusia.

Sejak itu, banyak atlet Rusia absen di dua Olimpiade terakhir. Bahkan, negeri beruang merah menanggalkan benderanya sama sekali di Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang tahun lalu sebagai hukuman lantaran menutup-nutupi doping yang disponsori negara di Olimpiade Musim Dingin Sochi 2014.

Hukuman dari WADA tetap membuka pintu bagi atlet Rusia yang bersih untuk bertanding di acara olahraga internasional tanpa bendera atau lagu kebangsaan mereka selama empat tahun, seperti yang terjadi pada Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang 2018.

Beberapa pejabat Rusia mennyebut sanksi WADA tersebut tidak adil, dan menyamakannya dengan upaya Barat yang lebih luas untuk menghalangi mereka ikut dalam acara olahraga internasional.

Baca Juga: Ini daftar negara yang lolos ke Euro 2020, Finlandia cetak sejarah

WADA sudah mempresentasikan laporan mereka soal Rusia dalam KTT Olimpiade Internasional (IOC), Sabtu (7/12). Para peserta KTT sangat mengutuk mereka yang bertanggungjawab atas manipulasi data dari laboratorium anti-doping Rusia.

"Kami sepakat, ini adalah serangan terhadap olahraga dan tindakan itu harus mengarah pada sanksi terberat terhadap mereka yang bertanggung jawab," kata IOC dalam pernyataan resmi seperti Reuters lansir.

"Para peserta (KTT IOC) sepakat, keadilan penuh akhirnya harus ditegakkan, sehingga yang bersalah bisa dihukum dengan benar dan yang tidak bersalah sepenuhnya dilindungi," ujar IOC.




TERBARU

[X]
×