kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Skenario Blokade dan Invasi China ke Taiwan Tak Goyahkan Komitmen AS


Jumat, 26 Agustus 2022 / 14:08 WIB
Skenario Blokade dan Invasi China ke Taiwan Tak Goyahkan Komitmen AS
Tentara mensimulasikan perbaikan kendaraan yang rusak selama latihan anti-invasi untuk menguji kesiapan menjelang Tahun Baru Imlek, di Taichung, Taiwan 17 Januari 2019. REUTERS/Tyrone Siu.


Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  WASHINGTON. Latihan militer agresif China di sekitar Taiwan sebagai respons atas kunjungan Ketua DPR Amerika Serikat (AS) Nancy Pelosi membuat Washington gelisah. 

Namun kondisi ini belum cukup untuk memacu meningkatkan tajam penjualan senjata As ke Taiwan. Seperti dikatakan sumber Reuters.

Pemerintahan Presiden AS Joe Biden dan anggota parlemen AS menekankan dukungan berkelanjutan terhadap pemerintahan di Taipei. Sumber Reuters mengatakan, akan ada beberapa hal kesepakatan untuk Taiwan yang bakal diumumkan beberapa pekan atau bulan mendatang.

Namun fokus AS adalah mempertahankan sistem militer Taiwan saat ini dan memenuhi kebutuhan yang ada. AS belum akan menawarkan kemampuan militer baru ke Taiwan yang dapat mengobarkan ketegangan yang sudah panas dengan China.

Baca Juga: Bisa Bikin China Marah, Senator AS Kembali Tiba di Taiwan

Sumber Reuters mengatakan, akan ada upaya dari AS untuk mendorong penjualan produk-produk AS, bukan hanya senjata, ke Taiwan. Namun AS akan lebih banyak menjual amunisi.

Persetujuan penjualan tersebut nantikan akan diumumkan segera setelah September 2022. Kebijakan ini menjadi sinyal bahwa latihan gaya blokade Beijing pasca kunjungan Pelosi di awal Agustus tidak menggoyahkan dukungan AS.

Pemerintah AS juga mendapat kritik bahwa latihan militer China setelah kunjungan Pelosi adalah yang terbesar yang pernah ada harus menjadi peringatan untuk mendorong Washington berbuat lebih banyak untuk Taiwan.

Koordinator Gedung Putih Indo-Pasifik Kurt Campbell mengatakan, penjualan alat pertahanan ke Taiwan dirancang untuk memenuhi keamanan Pulau Demokrasi tersebut.

Baca Juga: Angkatan Laut China Mulai Menghapus Garis Tengah Imaginer Selat Taiwan

Sejak 2017, Presiden AS telah menyetujui lebih dari US$ 18 miliar penjualan senjata ke Taiwan. Bagian terbesar penjualan terjadi pada masa pemerintahan Presiden Donald Trump.

Tetapi persetujuan baru melambat di bawah pemerintahan Joe Biden di tengah tunggakan pengiriman dan laporan ketidaksepakatan antara Washington dan Taipei mengenai apa yang dibutuhkan pulau itu.

Duta Besar de facto Taiwan untuk Amerika Serikat, Hsiao Bi-khim, mengatakan kepada Reuters pekan lalu bahwa setelah latihan China masih ada "praktik penjualan senjata yang berkelanjutan."

Baca Juga: Taiwan Incar Kenaikan Anggaran Pertahanan hingga 12,9% untuk Tahun 2023

"Saya pikir apa yang kami coba lakukan adalah memastikan bahwa ini adalah proses yang teratur dan dinormalisasi," kata Hsiao.

"Pada tahun-tahun sebelumnya mereka akan mengumpulkan paket besar, menunggu beberapa tahun untuk membuat pengumuman besar. Itu bukan lagi praktiknya. Permintaan kami ditinjau berdasarkan kasus per kasus, dan kami akan melanjutkan seperti itu," katanya.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×