Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Namun Cuomo memperingatkan kemungkinan serangan virus "gelombang kedua" jika pembatasan dilonggarkan secara tidak bertanggung jawab.
"Ini bukan waktunya untuk bertindak bodoh," kata Cuomo, yang negaranya telah menjadi pusat pandemi A.S. "Lebih banyak orang akan mati jika kita tidak pintar."
Cuomo mengakui bahwa pejabat lokal merasakan tekanan politik untuk membuka kembali bisnis. Namun dia memperingatkan agar tidak mengambil keputusan berdasarkan faktor-faktor tersebut.
Baca Juga: Bareng dengan musim flu, gelombang kedua virus corona di AS bisa lebih mengerikan
"Kami melakukan langkah buruk, itu akan membuat kami kembali," kata Cuomo, menambahkan bahwa pandemi tidak akan hilang dalam waktu dekat.
Catatan Reuters menunjukkan, kematian akibat virus corona AS telah melampaui 46.000. Sementara, kasus yang dikonfirmasi naik menjadi lebih dari 815.000. Pada tingkat saat ini, kematian AS bisa mencapai 50.000 akhir pekan ini.
Model University of Washington, yang sering dikutip oleh Gedung Putih, sekarang memproyeksikan hampir 66.000 kematian akibat virus corona AS pada 4 Agustus, sebuah revisi ke atas dari posisi sebelumnya 60.000.
Baca Juga: Corona di Amerika sentuh 800.000 kasus, melonjak dua kali lipat dalam dua minggu
Cuomo mengatakan, New York akan bekerja dengan negara tetangga Connecticut dan New Jersey pada program bersama untuk melacak kontak orang yang terinfeksi untuk mencegah penyebaran lebih lanjut.
Dia mengatakan mantan walikota New York Michael Bloomberg akan membantu mengembangkan program tersebut. Bloomberg akan berkontribusi "hingga US$ 10 juta," kata ajudan Cuomo, Melissa DeRosa.