kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Soal pembukaan kembali ekonomi, Gubernur New York: Ini bukan saatnya bertindak bodoh


Kamis, 23 April 2020 / 06:07 WIB
Soal pembukaan kembali ekonomi, Gubernur New York: Ini bukan saatnya bertindak bodoh
ILUSTRASI. Pasien virus corona di New York. REUTERS/Caitlin Ochs


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Presiden Donald Trump pada hari Rabu (22/4/2020) memuji langkah-langkah segelintir negara bagian yang dipimpin Partai Republik AS untuk membuka kembali ekonomi mereka. Akan tetapi, gubernur New York, yang waspada terhadap kemungkinan gelombang kedua infeksi virus corona, memperingatkan bahwa “tidak ada waktu untuk bertindak bodoh.”

Mengutip Reuters, sekitar enam negara bagian AS, sebagian besar di Selatan, melonggarkan pedoman tinggal di rumah, memungkinkan serangkaian bisnis yang tidak penting untuk dibuka kembali dengan harapan menghidupkan kembali ekonomi mereka yang hancur. Trump, memberikan dukungan kepada negara-negara bagian ini lewat Twitter.

“Negara-negara bagian sudah aman kembali. Negara kita harus mulai DIBUKA UNTUK BISNIS lagi. Perhatian khusus adalah, dan akan selalu, diberikan kepada para senior yang kita cintai (kecuali saya!),” tulis Trump, yang kini berusia 73 tahun.

Baca Juga: Trump: Negara-negara bagian di AS dengan aman membuka kembali bisnis

Pemerintah negara bagian dan lokal sebelumnya mengeluarkan perintah "tinggal di rumah" atau "tempat berlindung" yang mempengaruhi sekitar 94% orang Amerika demi mencoba membatasi jumlah kasus baru COVID-19, penyakit pernapasan yang disebabkan oleh virus.

Pembatasan tersebut telah menghancurkan ekonomi AS, di mana kewajiban menutup bisnis menyebabkan jutaan warga Amerika menganggur. Para pemimpin politik telah terlibat dalam perdebatan sengit tentang kapan dan bagaimana membuka kembali ekonomi.

Baca Juga: Masih meningkat, jumlah kematian akibat virus corona di AS mencapai 45.000 kasus

Gubernur New York Andrew Cuomo, seorang Demokrat yang bertemu dengan Trump pada hari Selasa, mengatakan wilayahnya mencatatkan 474 kematian akibat virus corona pada hari terakhir - terendah sejak 1 April - dan menunjukkan lebih banyak tanda-tanda bahwa kondisi yang terburuk sudah berakhir, termasuk penurunan rawat inap. 

Namun Cuomo memperingatkan kemungkinan serangan virus "gelombang kedua" jika pembatasan dilonggarkan secara tidak bertanggung jawab.

"Ini bukan waktunya untuk bertindak bodoh," kata Cuomo, yang negaranya telah menjadi pusat pandemi A.S. "Lebih banyak orang akan mati jika kita tidak pintar."

Cuomo mengakui bahwa pejabat lokal merasakan tekanan politik untuk membuka kembali bisnis. Namun dia memperingatkan agar tidak mengambil keputusan berdasarkan faktor-faktor tersebut.

Baca Juga: Bareng dengan musim flu, gelombang kedua virus corona di AS bisa lebih mengerikan

"Kami melakukan langkah buruk, itu akan membuat kami kembali," kata Cuomo, menambahkan bahwa pandemi tidak akan hilang dalam waktu dekat.

Catatan Reuters menunjukkan, kematian akibat virus corona AS telah melampaui 46.000. Sementara, kasus yang dikonfirmasi naik menjadi lebih dari 815.000. Pada tingkat saat ini, kematian AS bisa mencapai 50.000 akhir pekan ini. 

Model University of Washington, yang sering dikutip oleh Gedung Putih, sekarang memproyeksikan hampir 66.000 kematian akibat virus corona AS pada 4 Agustus, sebuah revisi ke atas dari posisi sebelumnya 60.000.

Baca Juga: Corona di Amerika sentuh 800.000 kasus, melonjak dua kali lipat dalam dua minggu

Cuomo mengatakan, New York akan bekerja dengan negara tetangga Connecticut dan New Jersey pada program bersama untuk melacak kontak orang yang terinfeksi untuk mencegah penyebaran lebih lanjut.

Dia mengatakan mantan walikota New York Michael Bloomberg akan membantu mengembangkan program tersebut. Bloomberg akan berkontribusi "hingga US$ 10 juta," kata ajudan Cuomo, Melissa DeRosa.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×