kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

SoftBank suntik Cruise sebesar US$ 2,25 miliar


Minggu, 07 Juli 2019 / 16:26 WIB
SoftBank suntik Cruise sebesar US$ 2,25 miliar


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Perusahaan pembuat kendaraan tanpa pengemudi atau self-driving asal Amerika Serikat (AS) yang mayoritas sahamnya dimiliki General Motors Co, Cruise menyetujui investasi senilai US$ 2,25 miliar oleh perusahan SoftBank Corp asal Jepang. Hal ini disampaikan perusahaan kepada Dewan Keamanan Nasional AS.

Sebelumnya, SoftBank memang tengah diawasi oleh AS atas hubungannya dengan perusahaan-perusahaan China di tengah meningkatnya perang dagang dan perang teknologi antara Washington dan Beijing. SoftBank memang dalam proses meningkatkan investasi di kendaraan melalui Vision Fund dengan target investasinya tahap kedua mencapai US$ 100 miliar. Setara dengan investasi yang digelontorkan pada tahap pertama.

Komite Investasi Asing di AS (Committe on Foreign Investment in the United States/CFIUS) yang mengkaji potensi masalah keamanan nasional pun menyetujui investasi tersebut. Dengan syarat, seluruh teknologi Cruise akan sepenuhnya terlarang bagi SoftBank menurut sumber Reuters yang dikutip, Sabtu (6/7).

Juru bicara SoftBank menolak berkomentar terkait kebijakan tersebut. Departemen Tresuri, yang memimpin CFIUS juga tak memberi keterangan lebih detail terkait rencana tersebut.

Namun, persetujuan tersebut memberikan tempat duduk bagi SoftBank di jajaran manajemen Cruise. Menjadikan total investasi yang diterima oleh perusahaan ini mencapai US$ 7,25 miliar sejak tahun lalu.

"Berita hari ini adalah langkah penting dalam mencapai tujuan kami untuk mengembangkan dan menggunakan kendaraan tanpa pengemudi dalam skala besar," ujar CEO Cruise Dan Ammann dalam keterangan resminya.

Namun, persetujuan ini tidak bersifat mutlak lantaran CFIUS bakal melakukan kajian lebih dalam terkait rencana ini. Investasi senilai US$ 2,25 miliar ini diluncurkan oleh SoftBank pada Mei 2018 di ramainya investasi teknologi oleh perusahaan Jepang. Hal ini dibarengi pula pengembangan teknologi kecerdasan buatan (Artificial intelligence/AI) dan teknologi finansial (Tekfin) oleh konglomerat Jepang di sektor telekomunikasi.

Bendera merah

Investasi ini menaikkan bendera merah oleh CFIUS karena Softbank berinvestasi di banyak unit mobilitas, dan beberapa diantaranya berbasis di China. Cara ini juga dinilai dapat mendorong perusahaan yang berinvestasi untuk berbagi informasi.

CFIUS sangat khawatir dengan investasi antara SoftBank dengan Tencent Holdings Ltd, raksasa media sosial dan game di China. Salah satunya lewat investasi di aplikasi berbagi kendaraan di China Didi, yang ditakutkan dapat mengambil teknologi dari Cruise.

Hal ini memang menjadi tugas CFIUS lantaran komite ini didukung oleh undang-undang tahun lalu. Tujuannya antara lain untuk memperkuat hubungan antar-lembaga. Peran komite ini menjadi penting di tengah memanasnya perang dagang antara dua negara dengan ekonomi terbesar di dunia.

Reuters juga melaporkan perusahaan gim di Beijing yaitu Kunlun Tech Co Ltd telah berusaha untuk menjual Grindr LLC, aplikasi kencan gay yang populer di China. Setelah CFIUS mengatakan kepemilikannya bisa menimbulkan risiko keamanan nasional. CFIUS juga menghentikan rencana Ant Financial milik Alibaba untuk mengakuisisi MoneyGram International Inc.

Suntikan dana dari SoftBank ke Cruise ini rencananya akan dicairkan sebesar US$ 900 juta di tahap awal. Sementara sisanya akan disediakan setelah Cruise siap untuk melakukan ekspansi komersial. Lewat pendanaan ini, SoftBank bakal memiliki hampir 20% saham di Cruise.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×