Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Foto-foto yang dirilis oleh media pemerintah menunjukkan rudal bercat hitam-putih diluncurkan dari kendaraan peluncuran militer.
Spesialis rudal di James Martin Center for Nonproliferation Studies (CNS) yang berbasis di California mengatakan, tampaknya rudal itu merupakan rudal yang diluncurkan pada parade militer besar di Pyongyang pada bulan Oktober.
"Jika ya, maka rudal Kamis kemungkinan merupakan varian yang ditingkatkan dan mungkin merupakan varian dari rudal KN-23 yang diuji sebelumnya dengan hulu ledak yang sangat besar," kata Jeffrey Lewis, dari CNS.
KN-23 adalah rudal balistik jarak pendek (SRBM) Korea Utara yang pertama kali diuji pada Mei 2019, dengan kemiripan visual dengan Iskander-M SRBM Rusia, mendorong analis untuk memperdebatkan apakah itu dikembangkan dengan bantuan asing.
Baca Juga: PM Jepang benarkan adanya peluncuran dua rudal balistik oleh Korea Utara
SRBM yang dikembangkan oleh Korea Utara dirancang untuk mengalahkan pertahanan rudal dan melakukan serangan presisi di Korea Selatan, kata para analis.
KCNA mengatakan uji coba pada Kamis mengonfirmasi kemampuan rudal untuk melakukan mode penerbangan tipe lompatan luncur ketinggian rendah, sebuah fitur yang membuat senjata semacam itu lebih sulit untuk dideteksi dan ditembak jatuh.
Laporan KCNA menunjukkan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un tidak menghadiri peluncuran tersebut, dan foto-foto media pemerintah tak bertanggal yang diterbitkan pada hari Jumat menunjukkan dia sedang memeriksa bus penumpang baru di Pyongyang.
Baca Juga: Korea Utara tembakkan 2 rudal jelajah, uji coba pertama dalam setahun terakhir
Kim telah berjanji untuk mencoba meningkatkan kondisi kehidupan warga negara karena ekonomi Korea Utara dihantam oleh berbagai krisis, termasuk sanksi internasional atas program rudal dan senjata nuklir, bencana alam, dan penguncian perbatasan.