Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - SINGAPORE/NEWYORK. Standard Chartered Plc menjadi bank global besar pertama yang memerintahkan karyawan untuk tidak menggunakan Zoom Video Communications Inc selama pandemi virus corona karena masalah keamanan siber. Hal ini tertuang dalam memo pimpinan Stanchart yang berhasil didapat Reuters.
Pesan itu, yang dikirim oleh CEO Standard Chartered Bill Winters kepada manajer minggu lalu, juga memperingatkan agar tidak menggunakan platform Google Hangouts Alphabet Inc. untuk pertemuan virtual.
Seorang juru bicara Standard Chartered menolak mengomentari pertanyaan Reuters terkait memo itu. Dia mengatakan, cybersecurity tetap menjadi prioritas utama dan staf dapat menggunakan beberapa alat resmi untuk konferensi audio dan video.
Baca Juga: Waduh! Lebih dari 500.000 akun Zoom dijual di situs gelap dengan harga murah
Bank yang berbasis di London adalah perusahaan teranyar yang menghindari pemakaian Zoom setelah sejumlah hacker mengekspos kelemahan keamanan dengan menerobos ke dalam obrolan video orang asing dengan cara tidak sopan, seperti memasukkan gambar cabul ke dalam presentasi, atau melemparkan cercaan rasial pada peserta.
Insiden "Zoombombing" ini telah mengguncang semua jenis pengguna, ketika sekelompok pebisnis, mahasiswa, keluarga dan teman-teman berbondong-bondong mengakses layanan ini untuk tetap terhubung sambil mengisolasi diri selama pandemi. Zoom pada bulan Maret memiliki sekitar 200 juta orang menggunakan sistemnya setiap hari, naik dari 10 juta pada akhir tahun lalu.
Baca Juga: Sempat diretas, sekolah di Singapura lanjutkan penggunaan aplikasi Zoom
Melansir Reuters, pihak bank memiliki kekhawatiran khusus tentang keamanan siber karena ada peraturan yang dapat menghukum mereka karena mengekspos informasi pelanggan, bahkan jika secara tidak sengaja.
Staf Standard Chartered sebagian besar menggunakan Blue Jeans, kata dua karyawan yang tidak berwenang untuk berbicara tentang masalah ini kepada Reuters.
Bank Standard Chartered bergabung dengan institusi lain yang sudah terlebih dulu melakukan pembatasan terhadap Zoom. Sebut saja SpaceX Elon Musk, sistem sekolah umum New York City hingga pemerintah di Taiwan dan Jerman.
Baca Juga: Terkait keamanan, Zoom menyindir para kompetitor
Dalam sebuah pernyataan, Zoom mengatakan banyak pelanggan global termasuk perusahaan keuangan, perusahaan telekomunikasi, universitas, dan lembaga pemerintah telah melakukan "tinjauan keamanan lengkap" dari teknologinya dan memilihnya sebagai layanan.
Didirikan dan dipimpin oleh mantan manajer Cisco Eric Yuan, Zoom pekan lalu menggandeng mantan kepala keamanan Facebook Inc (FB.O) Alex Stamos sebagai penasihat masalah keamanan dan privasi untuk memadamkan reaksi global terhadap kelemahan sistem aplikasi yang dimilikinya.