Sumber: Reuters | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Jumlah perusahaan global yang memberi sinyal kenaikan harga pada kuartal akhir tahun ini kian berkurang. Kondisi ini menunjukkan perubahan strategi, seiring kesepakatan dagang Amerika Serikat (AS) yang semakin jelas, sehingga lebih mudah untuk membuat perencanaan keuangan.
Reuters mencatat, di kuartal III tahun fiskal 2025 hingga 16 Oktober, ada 28 perusahaan secara tegas menyatakan telah menaikkan harga atau berencana melakukannya. Sebagai perbandingan, Reuters mencatat di kuartal II, ada 51 perusahaan yang mengumumkan kenaikan harga.
Sedangkan di kuartal I ada sebanyak 90 perusahaan yang menaikkan harga. Daftar ini tidak mencakup semua perusahaan, hanya perusahaan publik besar yang jelas menyebut rencana kenaikan harga akibat tarif.
Baca Juga: Washington Tarik Rudal dari Jepang di Tengah Ancaman Balasan China
Data platform intelijen pasar AlphaSense menunjukkan, kenaikan harga terkait tarif perusahaan global turun 68% antara periode laporan laba kuartal pertama (15 April–15 Juli) dan kuartal ketiga yang dimulai 16 Oktober.
Memasuki kuartal III, perusahaan memperkirakan biaya efek tarif AS mencapai lebih dari US$ 35 miliar. Banyak perusahaan menurunkan proyeksi awal ketika ketidakpastian mulai mereda. "Kami melihat dampak tarif yang lebih kecil daripada yang kami perkirakan di awal tahun," kata CEO Walmart, John Furner.
Furner menekankan, pemotongan harga juga diberlakukan menjelang musim belanja liburan. Walmart dan perusahaan lain juga menggambarkan ada perbedaan pola belanja konsumen berpendapatan tinggi dan rendah.
Ken Mahoney, CEO Mahoney Asset Management, memaparkan, Target menurunkan harga 3.000 produk makanan, kebutuhan bayi, dan produk rumahtangga musim liburan ini, naik dari sekitar 2.000 item pada 2024.
Baca Juga: Menkeu AS Bessent Yakin Ekonomi Amerika Aman dari Resesi, Optimistis 2026
Jaringan makanan cepat saji seperti McDonald’s, Domino’s Pizza, dan Yum Brands juga menawarkan paket makanan lebih murah dan promo terbatas untuk mengatasi penurunan permintaan. "Di paruh kedua tahun ini, kami memperkirakan konsumen lebih berhati-hati karena dampak tarif dan kenaikan harga baru terasa di AS," kata Stefano Caroti, CEO Deckers Brands.
Kenaikan harga terkait tarif juga memicu persaingan baru. Newell Brands, produsen Mr. Coffee, menaikkan harga. Tapi pesaing tidak mengikuti.
Sementara itu, data inflasi Oktober tertunda, tetapi angka September menunjukkan inflasi konsumen melambat berkat penurunan laju kenaikan harga tiket pesawat, kamar hotel, serta mobil dan truk bekas. Industri manufaktur menjadi sektor yang menaikkan harga pada kuartal kedua dan ketiga, disusul sektor konsumen.













