kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.924   6,00   0,04%
  • IDX 7.202   60,78   0,85%
  • KOMPAS100 1.106   11,13   1,02%
  • LQ45 878   12,09   1,40%
  • ISSI 220   0,63   0,29%
  • IDX30 449   6,48   1,46%
  • IDXHIDIV20 540   5,30   0,99%
  • IDX80 127   1,46   1,16%
  • IDXV30 134   0,17   0,13%
  • IDXQ30 149   1,68   1,14%

Strategi Investasi Warren Buffett: Fokus pada Nilai di Tengah Gejolak Pasar Saham


Sabtu, 12 Oktober 2024 / 17:08 WIB
Strategi Investasi Warren Buffett: Fokus pada Nilai di Tengah Gejolak Pasar Saham
ILUSTRASI. Warren Buffett saat ini tengah menikmati keuntungan dari portofolio ekuitas senilai lebih dari US$300 miliar. REUTERS/Rick Wilking


Sumber: The Motley Fool | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Warren Buffett dan perusahaan investasi legendarisnya, Berkshire Hathaway (BRK.A, BRK.B), saat ini tengah menikmati keuntungan dari portofolio ekuitas senilai lebih dari US$300 miliar.

Namun, sepanjang paruh pertama tahun ini, Berkshire tidak banyak menambah posisi baru. Dibandingkan dengan penjualan ekuitas senilai US$97 miliar, pembelian ekuitas hanya mencapai US$4,3 miliar, jauh lebih sedikit dibandingkan pembelian senilai US$16,5 miliar pada 2023 dan hampir US$68 miliar pada 2022.

Meskipun demikian, dengan cadangan kas yang sangat besar, ada indikasi bahwa perubahan besar dapat terjadi, terutama dengan tersedianya US$271 miliar untuk diinvestasikan.

Cadangan Kas Besar: Fokus pada Pasar Jepang?

Berkshire Hathaway telah membangun cadangan kas yang signifikan, terdiri dari hampir US$37 miliar dalam bentuk uang tunai dan US$236,4 miliar dalam bentuk surat berharga jangka pendek pada akhir kuartal kedua 2024. Angka ini naik dari US$163 miliar pada akhir tahun 2023, memberikan Berkshire fleksibilitas finansial yang luar biasa.

Baca Juga: Warren Buffett Mengurangi Saham Bank of America, Bagaimana Dampaknya bagi Investor?

Laporan terbaru dari analis menyebutkan bahwa Buffett dan timnya mungkin sedang mengarahkan pandangan mereka ke Timur Jauh, khususnya Jepang. Langkah ini bukanlah sesuatu yang baru bagi Berkshire.

Pada Agustus 2020, perusahaan ini membeli lebih dari 5% saham di lima perusahaan perdagangan terbesar Jepang, yaitu Itochu, Marubeni, Mitsubishi, Mitsui, dan Sumitomo. Pada Juni 2023, Berkshire meningkatkan kepemilikan mereka di perusahaan-perusahaan tersebut menjadi antara 7,5% hingga 8,6%.

Buffett telah menyatakan bahwa Berkshire berencana untuk mempertahankan saham ini dalam jangka panjang dan tidak akan membeli lebih dari 9,9% dari masing-masing perusahaan.

Selain itu, indikasi kuat bahwa Berkshire mungkin akan melakukan pembelian lebih lanjut di Jepang terlihat dari rencana penjualan obligasi dalam mata uang Yen, yang sebelumnya digunakan untuk membiayai pembelian saham di negara tersebut.

Analis berspekulasi bahwa Buffett dapat mengincar perusahaan asuransi dan perkapalan Jepang, atau bahkan bank, yang kini dinilai menarik dari segi valuasi.

Sektor Perbankan Jepang: Peluang atau Tantangan?

Meskipun Bank of Japan telah mulai menaikkan suku bunga, yang dapat menguntungkan sektor perbankan, Perdana Menteri Shigeru Ishiba baru-baru ini menurunkan ekspektasi tersebut dengan menyatakan bahwa kenaikan suku bunga lebih lanjut tidak diperlukan dalam kondisi ekonomi Jepang saat ini.

Baca Juga: Tumpukan Uang Tunai Warren Buffett Membengkak, Apa yang Bisa Dibeli?

Warren Buffett dikenal sebagai investor yang mengutamakan nilai (value investor), sehingga saham perbankan dengan valuasi menarik dapat menjadi bagian dari strateginya. Namun, beberapa analis meragukan hal ini, mengingat Buffett telah menjual sebagian sahamnya di Bank of America, salah satu bank besar di Amerika Serikat.

Mengapa Tidak Menyimpan Uang Tunai?

Dalam beberapa tahun terakhir, Berkshire dan Buffett memilih untuk menyimpan uang tunai karena suku bunga yang tinggi memungkinkan mereka untuk mendapatkan pengembalian yang cukup baik dari investasi pada surat berharga jangka pendek.

Dengan suku bunga di atas 5%, Berkshire dapat menempatkan dana kas dalam surat berharga ini dan memperoleh lebih dari 5%, yang melampaui banyak dividen saham. Kondisi ini membuat pembelian saham yang lebih berisiko menjadi kurang menarik.

Namun, dengan Federal Reserve mulai menurunkan suku bunga, pengembalian dari surat berharga akan menurun, sehingga investasi di saham dividen kembali menjadi lebih menarik.

Saat ini, pasar saham telah mencatatkan kenaikan lebih dari 21% sepanjang tahun 2024, tetapi Buffett tampaknya menganggap pasar ini sudah terlalu panas. Awal tahun ini, Berkshire menjual lebih dari setengah dari posisinya di Apple, saham terbesar dan favorit Buffett sejak 2016.

Strategi Kembali ke Nilai?

Di tengah kondisi pasar saham Amerika yang mulai mahal, Buffett mungkin akan mengalihkan fokusnya ke pasar luar negeri yang belum terlalu menguat. Selain itu, saham-saham dengan dividen yang baik dan valuasi yang lebih rendah juga bisa menjadi target Buffett di masa depan.

Baca Juga: Ini Nasihat Abadi Warren Buffett Bagi Investor yang Investasi Saham

Misalnya, salah satu posisi di portofolio Berkshire yang menarik adalah kepemilikan hampir 3% di Citigroup (NYSE: C). Bank besar ini membayar dividen hampir 3,5% dan masih diperdagangkan dengan diskon yang signifikan terhadap nilai buku tangibelnya.

Strategi ini sangat masuk akal dalam kondisi saat ini: membeli saham dengan dividen tinggi yang memiliki risiko valuasi lebih rendah. Berkshire juga baru-baru ini meningkatkan kepemilikannya di Sirius XM Holdings (NASDAQ: SIRI), yang menawarkan imbal hasil dividen hampir 4,7%.

Kondisi pasar saat ini memberikan peluang bagi Buffett untuk kembali ke strategi investasi berbasis nilai yang telah lama diandalkan.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×