kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Strategi Tencent ekspansif di luar bisnis inti


Senin, 04 Desember 2017 / 11:11 WIB
Strategi Tencent ekspansif di luar bisnis inti


Reporter: Yuwono Triatmodjo | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Sebagai sebuah perusahaan pengembang aplikasi pesang dan video games, nama Tencent Holdings Limited memang sudah tidak asing bagi masyarakat dunia, khususnya China. Aplikasi pesan andalannya, yakni WeChat, menjadi aplikasi yang mampu merajai China. Namun WeChat kini tak lagi hanya sekadar aplikasi pesan. Ekspansi bisnis Tencent kini tidak melulu berkutat di bisnis inti.

Berbeda dengan dua miliarder Asia lainnya, yakni Jack Ma dan Masayoshi Son, Pony Ma justru lebih tertutup. Namun di balik aksi diamnya tersebut, perusahaan yang didirikannya, yakni Tencent Holdings Limited, justru mampu membuat dunia ternganga.

Baru-baru ini, Tencent menjadi satu-satunya perusahaan di Asia pertama yang mampu membukukan kapitalisasi pasar lebih dari US$ 500 miliar. Prestasi tersebut membuat Tencent kini masuk jajaran global elite club, di urutan keenam di bawah Apple, Alphabet, Facebook, Microsoft, dan Amazon.

Tencent tahun ini menempatkan investasi pada sejumlah perusahaan barat, dalam jumlah yang cukup signifikan. Diantaranya adalah kepemilikan 5% pada saham Tesla, dan 10% di saham Snap. Belum lama ini, Tencent melakukan swap atas 10% saham Spotify.

Kecuali Snap, ekspansi investasi Tencent tahun ini cukup unik dan sama sekali tidak berkaitan dengan bisnis inti perusahaan ini. Tencent selama ini dikenal sebagai perusahaan internet yang mengembangkan aplikasi media sosial WeChat dan video games.

Namun meski tak singkron dengan bisnis inti, sejumlah perusahaan yang dibeli sahamnya oleh Tencent merupakan pesaing tangguh dari Facebook, Apple, Amazone dan Google.

Tidak dipungkiri, merek dagang WeChat di publik China memang sangat kuat. WeChat saat ini, tidak lagi hanya sebuah aplikasi layanan pesan. Orang China banyak melakukan segala hal lewat telepon genggam mereka, mulai dari membaca berita, hingga membeli teh. Semua itu bisa dilakukan lewat WeChat.

Jadi saat ini, konsumen tak lagi terlalu mempermasalahkan platform, baik itu iOS atau android. Inilah yang diduga menjadi sebab penurunan penjualan Apple di Negeri Tembok Besar.

Menyadari hal tersebut, Tencent pun kini sangat diperhitungkan oleh Tim Cook, Chief Executive Office (CEO) Apple. "Saya melihat Tencent kini menjadi pengembang terbesar dan terbaik kami. Ke depan, akan lebih banyak kerjasama Apple dengan Tencent," tutur Cook, seperti dikutip CNBC, Minggu (3/12).

Adapun hubungan Tencent Facebook kini sedang ramai diguncingkan orang. Menurut laporan Bloomberg Businessweek, Mark Zuckerberg CEO Facebook terlibat pembicaraan serius terkait rencana Tencent membeli WhatsApp.

Menariknya lagi, saat para kritikus mempertanyakan kemampuan Snap dan Spotify berhadapan dengan Facebook dan Apple, Tencent justru berada dalam garis depan membela mereka dengan menjadi pemilik saham strategisnya.

Pony Ma sendiri sangat yakin bahwa kinerja perusahaan yang dipimpinnya bakal terus melesat. Dalam paparan kinerja kuartal III-2017 lalu, Pony Ma menyatakan, sepanjang kuartal III tahun ini, bisnis gim, konten digital, iklan online, dan bisnis pembayaran yang digarap Tencent melesat dengan kencang.

Maka tak heran bila pendapatan Tencent tumbuh 61% dari periode sama tahun lalu menjadi RMB 65,2 miliar. Sedangkan laba bersih perusahaan ini tumbuh 45% menjadi RMB 17,1 miliar.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×